Iran Berharap Prancis Tak Termakan Jebakan Trump

Rabu, 24/05/2017 20:11 WIB

Jakarta - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan kepada mitranya dari Prancis akan menyambut baik kerjasama di semua level untuk membawa stabilitas di Timur Tengah. Hal itu dituturkan tak berselang lama setelah Presiden AS Donald Trump mengecam Teheran dalam  pertemuan KTT Arab-Islam Amerika di Riyadh.

Melalui panggilan telepon, Rouhani berharap presiden terpilih Emmanuel Macron tidak meniru sikap Trump melawan Republik Islam tersebut.

"Republik Islam siap untuk bekerja sama di semua tingkat dengan negara lain, termasuk Prancis, untuk memerangi terorisme dan untuk menyelesaikan krisis Suriah," kata Rouhani kepada Macron, menurut laporan IRNA.

"Kami harus membawa perdamaian dan stabilitas kembali ke wilayah ini. Kami berharap Eropa tidak jatuh ke dalam perangkap negara-negara yang mempromosikan interpretasi mereka yang salah mengenai wilayah ini," tambah Rouhani.

Paris, yang berselisih dengan Iran mengenai krisis di Suriah, mengambil salah satu garis tersulit melawan Teheran selama perundingan nuklir antara Iran dan negara-negara besar pada 2015, namun dengan cepat memulihkan hubungan dagang.

Pembuat mobil Prancis PSA dan Renault mengambil keuntungan dari kurangnya operasi AS dengan menumpuk di pasar Iran yang bangkit yang masih terlarang bagi saingannya karena Trump akan mengajukan sanksi ulang.

Perlu diketahui bahwa, dalam pertemuan KTT Arab-Islam Amerika di Riyadh pada Minggu (21/5), atau sehari setelah Rouhani memenangkan masa jabatan kepresiden keduanya, Trump menganggap Iran memberi dan dukungan kelompok militan di Timur Tengah.  

 Trump menyebut Teheran sebagai ancaman nyata di wilayah tersebut, karena itu Trump mendorong Israel dan banyak negara Arab untuk menyatukan suara melawan Iran, menurut laporan Reuters.

 

 

 

TERKINI
Pangeran William Beri Kabar Terbaru tentang Kesehatan Kate Middleton Hati-hati, Meski Marah Cuma 8 Menit Bisa Berisiko Kena Serangan Jantung Sederet Fakta Tentang Mahasiswa UCLA yang Ditangkap Polisi saat Memprotes Israel 2024, Pemerintah Bidik Penjualan Mobil Listrik 5.000 Unit