Kamis, 27/04/2017 08:33 WIB
Jakarta - Pihak berwenang di Kashmir, India mengumumkan larangan menggunakan 22 layanan media sosial, termasuk Facebook, Twitter dan WhatsApp. Larangan tersebut berdasarkan penyalahgunaan oleh elemen anti pemerintah untuk menghasut kekerasan.
Video grafis yang menunjukkan penyalahgunaan di kedua belah pihak telah dibagikan secara ekstensif. Layanan media sosial lainnya termasuk YouTube, Skype, Telegram, Snapchat dan Reddit, dilansir BBC
Pemerintah negara bagian mengatakan, konten yang tidak pantas didistribusikan untuk menyebarkan ketidakpuasan kepada pihak berwenang. Konfrontasi di Kashmir sering terjadi sejak pembunuhan pemimpin militan populer Burhan Wani oleh pasukan keamanan Juli lalu.
Pertarungan kekerasan terakhir dimulai pada 9 April ketika delapan orang tewas dan sejumlah terluka setelah polisi bentrok dengan pemrotes saat pemilihan di kota Srinagar. Sejak itu, ratusan siswa memprotes di jalanan, meneriakkan slogan antiIndia dan melemparkan batu ke pasukan keamanan.
Rilis Memoar, Kerry Washington Ungkap Kekerasan Seksual yang Dialaminya
Partai pro-Tiongkok Menang Telak dalam Pemilu Maladewa, Menjauh dari India
Manipur di India akan Kembali Gelar Pemilu di 11 Tempat Usai Dilanda Kekerasan
Video grafis yang mengklaim menunjukkan pelecehan di kedua belah pihak telah dibagikan secara luas telah diunggah di media sosial dan memicu konflik. Dalam beberapa pekan terakhir, sekolah dibakar dan polisi mengatakan tiga politisi telah dibunuh oleh orang-orang bersenjata yang tidak dikenal.
Kashmir yang berpenduduk mayoritas Muslim berada di tengah perselisihan teritorial berlangsung puluhan tahun antara India dan Pakistan. India menuduh Pakistan mendukung sentimen separatis di Kashmir, namun Islamabad membantahnya. Kedua negara mengklaim Kashmir secara keseluruhan dan mengendalikan bagian-bagian yang berbeda darinya.
Keyword : Media Sosial India Kekerasan