Presiden Iran Dorong Palestina Bersatu Menyerang Israel

Kamis, 23/02/2017 08:16 WIB

Teheran - Presiden Iran,  Hassan Rouhani mengemukakan, tak ada pilihan bagi rakyat Palestina kecuali terus menggencarkan `intifada` (perlawanan) terhadap penjajah Israel demi mempertahankan hidup negaranya  selama bertahun-tahun tertindas di wilayahnya  sendiri.

"Untuk itu, rakyat Palestina harus bersatu karena itulah satu-satunya cara untuk menunjukKan resistensi mereka," kata Rouhani, pada sesi penutupan Konferensi Internasional ke-6 untuk Mendukung Intifada Palestina yang berlangsung 21-22 Februari, di Teheran, Iran, Rabu (22/2).

Menurut Presiden Rouhani, para orang tua Palestina harus mengajarkan anak-anak mereka tentang sejarah bahwa Palestina adalah tanah air mereka. "Bagi rakyat Palestina yang terasing, mereka akan kembali ke tanah air untuk merebut kembali hak hidup dan menentukan nasib mereka sendiri," kata Rouhani.

Presiden Iran juga mengimbau negara-negara Arab dan Islam untuk menetapkan posisinya mendukung perjuangan Palestina melawan kaum Zionis yang telah merampas hak hidup rakyat di negeri para ayatollah itu.

Rouhani mengimbau para ulama dan kaum intelektual  meningkatkan peran dalam mendorong gerakan intifada Palestina yang saat ini terus mendapat simpati dari negara-negara lain.

"Penting peran media untuk menyampaikan sikap perlawanan terhadap Israel kepada negara lain yang diharapkan ikut ambil bagian dalam mendukung perlawanan Palestina terhadap penjajah tersebut," ujar Presiden Iran dilansir Antara.

Menurut Rouhani, intifada adalah simbol perjuangan rakyat Palestina untuk terus memperoleh kembali hak hidup di negeri sendiri, karena sejak 1948 sebagian dari mereka terusir dan menjadi pengungsi di negara lain.

"Israel berupaya untuk mengubah nasib rakyat serta mengubah budaya dan agama bangsa Palestina," kata Rouhani, seraya menambahkan bahwa Israel juga memprovokasi upaya untuk mengubah sejarah dan identitas bangsa Palestina.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara