Jarimu Harimaumu, Jargon Pengingat tentang Pentingnya Etika Berjejaring di Media Sosial

Senin, 03/04/2023 16:17 WIB

Jurnas.com – ’Jarimu harimaumu!’ menjadi jargon pengingat terkait pentingnya etika digital dalam seluruh aktivitas yang menggunakan media digital. ”Sebab, media digital memungkinkan tiap orang menjalin hubungan dengan berbagai orang dari latar belakang geografis dan budaya yang berbeda.

Pesan penting tersebut disampaikan Kepala Dinas Kominfotik Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Najamuddin Amy saat menjadi narasumber dalam webinar literasi digital bertajuk ”Etika Jejaring: Jarimu Harimaumu!” yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk komunitas pendidikan di Lombok Tengah, NTB, Senin (3/4).

Najamuddin mengatakan, etika dalam bermedia digital berarti bagaimana tata krama seseorang atau kelompok dalam menggunakan alat teknologi digital. Etika digital menjadi keniscayaan, lantaran adanya perbedaan kultur dalam komunikasi maupun interaksi antar-budaya.

”Contoh etika bermedia sosial: hati-hati dalam menyebarkan informasi pribadi, hati-hati pada akun yang tidak dikenal, tidak mengunggah konten yang belum jelas sumbernya, tidak mengunggah konten SARA, dan memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk mengembangkan diri dan relasi,” urai Najamuddin.

Meskipun ada pedoman etika bermedia dan ada hal-hal yang dilarang, lanjut Najamuddin, pelanggaran terhadap etika masih terus berlangsung di media sosial. Bullying, ujaran kebencian (hate speech), dan permusuhan berbasis SARA, terus menggejala di media digital.

”Sebagaimana dilansir oleh UNICEF pada 2022, sebanyak 45 persen dari 2.777 responden anak Indonesia mengaku telah menjadi korban cyberbullying,” jelas Najamuddin dalam diskusi virtual yang dipandu moderator Joan Permana Jaya itu.

Menurut Najamuddin, cyberbullying merupakan tindakan agresif sekelompok orang terhadap seseorang yang lebih lemah melalui media digital. ”Cyberbullying dapat memunculkan rasa takut pada korban, bahkan dapat terjadi kekerasan fisik di dunia nyata,” tandasnya.

Dari perspektif keamanan digital, Kepala Cabang Dinas Dikbud Lombok Tengah Syarif Hidayatullah menegaskan, etika jejaring harus dimulai dari diri sendiri. Di antaranya: tidak memposting data pribadi di medsos, dan waspada terhadap tautan link yang diterima.

”Lalu, tidak sembarang mengisi formulir daring, instal aplikasi resmi di Playsore atau AppStore, membaca privacy dalam setiap layanan aplikasi,” jelas Syarif di hadapan para siswa berbagai sekolah menengah atas di Lombok Tengah.

Sementara menurut Kepala Balai Teknologi Informasi dan Data Pendidikan Dikbud NTB Agus Siswoaji Utomo, etika berjejaring tak lepas dari konsep teknologi internet yang membentuk individu bagaimana berinteraksi (perilaku, cara berpikir, dan berkomunikasi). ”Intinya adalah partisipasi, kolaborasi, dan berkomunitas. Untuk itu, jagalah jari jemarimu,” tegasnya.

Untuk diketahui, kegiatan #literasidigitalkominfo pada lingkup komunitas merupakan bagian dari program nasional Indonesia #MakinCakapDigital (IMCD). Program ini menargetkan 50 juta masyarakat Indonesia terliterasi hingga tahun 2024. Tahun 2023, program IMCD menargetkan 5,5 juta warga masyarakat sebagai peserta.

Program IMCD diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman. Berdasarkan survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan Kemenkominfo bersama Katadata Insight Center pada 2021, tingkat literasi digital masyarakat Indonesia skornya 3.49 dari 5.00. Dengan skor tersebut, tingkat literasi digital kita berada dalam kategori ”sedang”.

Program IMCD diperlukan, lantaran survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan We Are Social menemukan bahwa pengguna internet dan media sosial di Indonesia pada periode 2021-2022 sudah mencapai 220 juta orang. ”Padahal, pada 2019, jumlah itu tak lebih dari 175 juta orang,” jelasnya.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page, Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id.

TERKINI
Unggah Foto Dirinya Menangis, Instagram Justin Bieber Diserbu Penggemar Gara-gara Masalah Pita Suara, Jon Bon Jovi Anggap Shania Twain Adiknya Reaksi Taylor Swift saat The Tortured Poets Department Tembus 2,6 Juta Unit dalam Seminggu Disindir di Album TTPD Taylor Swift, Bagaimana Kabar Joe Alwyn Sekarang?