Rabu, 25/01/2023 10:12 WIB
Jakarta, Jurnas.com Koordinator Nasional Gerakan Peduli Anak (GPA), Nihayatul Wafiroh mengecam keras aksi main hakim sekelompok warga di Kokoda, Kota Sorong yang membakar hidup-hidup seorang perempuan.
"Saya sangat mengecam aksi pembakaran seorang perempuan di Kota Sorong, itu aksi yang sangat tidak berprikemanusiaan," kata perempuan yang akrab disapa Ninik di Jakarta, Rabu (25/1/2023).
Legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mendesak aparat kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut. Menurutnya kekerasan dalam bentuk apapun tidak dapat dibenarkan, apalagi sampai menghilangkan nyawa.
"Saya minta aparat kepolisian setempat segera mengusut kasus itu, tangkap para pelaku, karena kekerasan dengan apapun tidak bisa dibenarkan," tutur Ninik.
Basmi OPM di Papua, Pimpinan MPR Dorong Gunakan Dalil Keselamatan Rakyat Hukum Tertinggi
BKSAP DPR Dorong Parlemen Papua Nugini Sukseskan The Second IPPP
MK Diminta Berani Putuskan Gugatan Perkara Pileg di Kabupaten Intan Jaya
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini pun mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah main hakim sendiri. Menurutnya nilai-nilai kemanusiaan harus dijaga dan memprioritaskan proses hukum.
"Tentu ini jadi warning bagi kita semua untuk tidak mudah main hakim sendiri. Sesalah-salahnya orang tetap saja tidak boleh dibunuh dengan keji, kita negara hukum," tegas Ninik.
Sebelumnya seorang perempuan di Kota Soreng, Papua Barat Daya menjadi korban main hakim sendiri oleh warga setempat, Selasa (23/1/2023). Perempuan yang menggunakan daster ini secara tragis dibakar hidup-hidup.
Pihak kepolisian yang berjaga di sana pun langsung mengamankan massa seraya menolong perempuan yang terbakar tersebut. Akibat aksi main hakim sendiri, perempuan tersebut tewas akibat luka bakar hingga 90 persen.