Rabu, 04/01/2023 09:47 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa persyaratan tes COVID-19 untuk pelancong dari China didasarkan pada sains dan karena kurangnya transparansi Beijing pada kasus yang melonjak.
Sebelumnya, China mengecam tindakan yang diambil oleh sejumlah negara pada para pelancongnya sebagai "tidak dapat diterima", dua hari sebelum penumpang udara dua tahun ke atas akan diminta untuk menunjukkan tes COVID-19 negatif untuk memasuki AS.
"Ini adalah pendekatan yang semata-mata dan secara eksklusif didasarkan pada sains," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price kepada wartawan ketika ditanya tentang pernyataan rekannya dari China.
Price mengatakan, langkah-langkah tersebut memiliki "masalah kesehatan masyarakat yang mendasarinya karena lonjakan kasus COVID-19 di RRT dan kurangnya data urutan genom virus dan epidemiologis yang memadai dan transparan yang dilaporkan dari RRT
31 Perusahaan China Jalin Kemitraan dengan 77 Kampus Vokasi
Partai pro-Tiongkok Menang Telak dalam Pemilu Maladewa, Menjauh dari India
Banjir Besar Diperkirakan akan Melanda Guangdong China, Jutaan Orang Terancam
Di sisi lain, Price menegaskan kembali bahwa AS siap untuk membagikan vaksin COVID-19-nya dengan China, yang telah gencar mempromosikan vaksinnya sendiri di luar negeri yang menurut pakar kesehatan internasional kurang efektif.
China telah mengalami lonjakan jumlah penyakit COVID-19 sejak tiba-tiba mengakhiri kebijakan nol kasus menyusul protes publik yang jarang terjadi atas penguncian yang meluas.
Sumber: Reuters