Trump Bebaskan Asia Masuk AS Tanpa Visa dan Coret Tujuh Negara

Kamis, 26/01/2017 15:16 WIB

Washington - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menandatangani sebuah kebijakan untuk mengizinkan seluruh warga negara Asia bebas memasuki Amerika tanpa harus menggunakan visa. Hal ini ia lakukan pada Senin (23/1) lalu.

Dalam kebijakan tersebut, Trump mengijinkan warga Asia seperti turis dan pengusaha untuk menetap di negeri paman Sam maksimal 180 hari. Jika lebih dari 180 hari maka ia harus membuat visa.

Langkah ini diambil Presiden US itu untuk memperkuat jalinan kerja sama antara US dan Asia, khususnya dibidang perdagangan. Ia juga menambahkan bahwa Asia merupakan peluang besar untuk meningkatkan sektor perdagangan dan ekonomi.

“Asia adalah investasi terbaikku mengembangkan sektor perdagangan dan ekonomi,” ucap Trump sebagaimana dilansir pada Local Report.

Trump sebelumnya sudah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri Jepang mengenai jalinan kerja sama bilateral dengan dengan negara Asia, khususnya dalam sektor perdagangan pada acara pelantikannya, Sabtu (21/1) sebelumnya.

Dengan adanya kebijakan ini, bersamaan dengan dicabutnya keputusan Trump atas negara Australia untuk tak dapat lagi memasuki wilayah Amerika tanpa menggunakan visa. Hal ini dilakukan setelah Australia membatalkan semua jalinan kerja sama dengan negara US.

Trump juga menjelaskan akan mencoret tujuh negara yang tidak diperbolehkan masuk ke Amerika. Pejabat pemerintahan di Gedung Putih menjelaskan bahwa Trump akan menandatangani surat keputusan untuk melarang tujuh negara yang mayoritas penduduknya muslim. Tujuh negara tersebut yaitu Syiria, Irak, Iran, Yaman, Libya, Somalia dan Sudan.

Pelarangan ini sebenarnya sudah dikemukakan oleh Trump saat dirinya melakukan kampanye, sebagaimana dilansir pada Inews, ia berjanji akan melarang umat Islam masuk ke negaranya. Namun, ia menambahkan bahwa tidak semua negara, melainkan hanya negara-negara tertentu yang menimbulkan ancaman, yang kemudian harus menjalani pemeriksaan secara ketat saat memasuki US.[]

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara