Jelang Pelantikan, Trump Didemo Suku Asli Amerika

Jum'at, 20/01/2017 16:50 WIB

North Dakota - Jelang pelantikan presiden terpilih AS, Donald Trump, ribuan orang turun ke jalan untuk memrotes pembangunan pipa minyak di Dakota Utara, AS. Pembangunan pipa minyak senilai 3,8 miliar dollas AS yang didukung oleh Trump itu telah mencaplok kawasan mereka dan membahayakan pencemaran air di lingkungan mereka.

Demo, yang sudah berlangsung sejak pertengahan tahun 2016 lalu itu, kembali memanas jelang pelantikan Donald Trump. Presiden terpilih AS itu gencar untuk memperbesar eksploitasi energi fosil, namun mendapatkan kecaman dari warga suku asli yang mendiami kawasan tersebut.

Kelanjutan pembangunan pipa minyak yang dilakukan jelang pelantikan Trump yang dilakukan pada Jum`at (20/01) mendapat tentang suku asli Sioux, yang didukung oleh aktivis lingkungan hidup. Demonstrasi tersebut berakhir rusuh. Mereka, para pemrotes, membuat wahana "standing rock Sioux" yang banyak mendapat dukungan suku asli Amerika, Sioux.

Suku asli Amerika dan pegiat lingkungan mengatkan bahwa pembangunan pipa minyak akan mencemari sumber air dan mengancam keberlangsungan lahan adat yang sakral.

"Jelang pelantikan, masyarakat ingin memastikan suara mereka masih didengar selagi masih ada kesempatan. Ada kemungkinan, saat presiden baru dilantik, suara kami tidak lagi jadi pertimbangan," kata Benjamin Johansen (29), seorang pemahat kayu suku Sioux dari Iowa yang telah ebrtahan di kamp selama dua bulan, seperti dikutip dari reuters.

Menurut laman cbc.ca, tiga orang telah ditangkap polisi pada Selasa (17/01) karena mendekati lokasi Dakota Acces Pipeline tanpa izin.

Rencananya, sebuah pipa juga akan dibangun di sepanjang bawah Danau Oahe, sebuah penampungan besar yang dibentuk oleh bendungan di Sungai Missouri.

Polisi setempat, Morton County, mengatakan tiga orang yang ditangkap itu didakwa pidana masuk tanpa izin, menghasut kerusuhan dan menolak pengangkapan.

Sementara itu, menurut laporan yang beredar lewat jejaring sosial, kerusuhan pada Senin (16/01) lalu antara polisi serta pegiat lingkungan hidup yang didukung ratusan suku Sioux telah ditembaki dengan gas air mata untuk membubarkan massa. Berkaitan dengan itu, tidak ada laporan dari pejabat berwenang yang bersedia untuk berkomentar.[]

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2