Jaksa Ukraina Buka penyelidikan atas Serangan Udara Rusia

Jum'at, 14/10/2022 10:10 WIB

JAKARTA, Jurnas.com -  Penuntut utama Ukraina pada Kamis (13/10) mengatakan telah membuka proses pidana terkait dengan serangan rudal Rusia yang melanda Kyiv dan kota-kota di seluruh Ukraina minggu ini.

Berbicara pada konferensi pers bersama dengan jaksa Pengadilan Kriminal Internasional Karim Khan di Den Haag, Jaksa Agung Andriy Kostin menggambarkan serangan sejak Senin sebagai "tindakan teror klasik" oleh Rusia.

Ia mengatakan lebih dari 112 serangan rudal Rusia, serangan udara terbesar Moskow sejak dimulainya invasi pada 24 Februari, telah menewaskan 17 orang dan melukai 93 orang.

"Semua serangan dari setiap rudal, setiap drone, setiap kerusakan infrastruktur sipil, setiap ... Ukraina yang terbunuh atau terluka oleh serangan rudal ini, semuanya didokumentasikan dan proses pidana didaftarkan dan dibuka," katanya.

Rusia telah berulang kali membantah sengaja menyerang warga sipil di Ukraina. Moskow juga membantah melanggar hukum internasional dan menolak tuduhan Kyiv bahwa tentara Rusia telah melakukan kejahatan perang.

Di wilayah Kharkiv yang baru-baru ini dibebaskan di Ukraina timur, jaksa telah menemukan setidaknya 11 situs pemakaman termasuk satu kuburan massal di dekat kota Izium dan telah menggali 457 mayat di seluruh situs tersebut, kata Kostin.

Dua kuburan massal tambahan ditemukan di wilayah Lyman dengan sekitar 154 orang, tentara Ukraina dan warga sipil, dimakamkan di sana, tambahnya.

Kantor kejaksaan memiliki 28 tim investigasi di lapangan di wilayah yang baru saja dibebaskan, di mana Kostin mengatakan mundurnya pasukan Rusia telah meninggalkan bukti penahanan ilegal dan penyiksaan terhadap warga sipil dan deportasi ilegal.

Jaksa ICC Khan memuji mitranya dari Ukraina dan tim investigasi ICC-nya sendiri di lapangan karena terus melakukan pekerjaan mereka "saat rudal menghujani" minggu ini.

Khan, yang membuka penyelidikan ICC pada bulan Maret, tidak akan ditarik ketika ditanya kapan kantornya akan mengajukan kasus pertamanya, dengan mengatakan dia hanya akan bergerak maju "ketika buktinya cukup".

Khan dan Kostin berbicara setelah bertemu dengan organisasi kejaksaan Eurojust Eropa, yang membentuk penyelidikan bersama atas dugaan kejahatan perang di Ukraina dengan partisipasi Ukraina, ICC dan enam negara Uni Eropa.

Sumber: Reuters

TERKINI
Terinspirasi Lagu Taylor Swift di TTPD, Charlie Puth Segera Rilis Single `Hero` Tak Mau Punya Anak, Sofia Vergara Lebih Siap Jadi Nenek Raih Nominasi Aktor Terbaik di La La Land, Ryan Gosling Akui Sebuah Penyesalan Gigi Hadid Beri Bocoran Double Date dengan Taylor Swift dan Travis Kelce