Elon Musk Nilai Taiwan Mesti Menyerah ke China

Sabtu, 08/10/2022 14:27 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Miliarder Elon Musk kembali menuai kontoversi setelah mengatakan, ketegangan antara China dan Taiwan dapat diselesaikan dengan menyerahkan sebagian kendali Taiwan ke Beijing.

"Rekomendasi saya adalah untuk mencari tahu zona administrasi khusus untuk Taiwan yang cukup enak, mungkin tidak akan membuat semua orang bahagia," kata Musk kepada Financial Times dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Jumat (7/10).

Musk membuat pernyataan ketika ditanya oleh surat kabar tentang China, di mana perusahaan mobil listriknya, Tesla mengoperasikan pabrik besar di Shanghai.

Beijing, yang mengatakan Taiwan yang diperintah secara demokratis adalah salah satu provinsinya, telah lama bersumpah untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk melakukannya.

Pemerintah Taiwan sangat menentang klaim kedaulatan China dan mengatakan hanya 23 juta penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depannya.

"Dan itu mungkin, dan saya pikir mungkin, pada kenyataannya, bahwa mereka dapat memiliki pengaturan yang lebih lunak daripada Hong Kong," kata Musk, seperti dikutip oleh surat kabar itu.

China menawarkan Taiwan model otonomi "satu negara, dua sistem" yang mirip dengan apa yang dimiliki Hong Kong. Nmaun, tawaran itu ditolak semua partai politik arus utama di Taiwan dan tidak mendapat dukungan publik, terutama setelah Beijing memberlakukan Undang-Undang Keamanan Nasional yang keras di Taiwan pada tahun 2020.

Kementerian Luar Negeri Taiwan menolak mengomentari komentar Musk, tetapi seorang pejabat senior Taiwan yang akrab dengan perencanaan keamanan di wilayah tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa "Musk perlu menemukan penasihat politik yang berpikiran jernih".

"Dunia telah melihat dengan jelas apa yang terjadi di Hong Kong," kata pejabat yang tidak mau disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

"Kegembiraan ekonomi dan sosial Hong Kong tiba-tiba berakhir di bawah pemerintahan totaliter Beijing," tembahnya.

Pabrik Shanghai menyumbang sekitar setengah dari pengiriman global Tesla tahun lalu. Musk mengatakan China telah meminta jaminan bahwa dia tidak akan menawarkan layanan internet Starlink dari perusahaan roket SpaceX-nya di sana.

Musk mengatakan dia memperhitungkan bahwa konflik atas Taiwan tidak dapat dihindari dan memperingatkan dampak potensialnya tidak hanya pada Tesla, tetapi juga pada pembuat iPhone Apple dan ekonomi yang lebih luas. Wawancara itu tidak merinci pernyataan itu.

Awal pekan ini, Musk mengusulkan agar Ukraina secara permanen menyerahkan Krimea ke Rusia. Ia juga mengusulkan agar referendum baru diadakan di bawah naungan PBB untuk menentukan nasib wilayah yang dikuasai Rusia.

Usulan itu menuai kritik tajam dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, yang juga melakukan polling Twitter pribadinya: "@elonmusk mana yang lebih Anda sukai? Seseorang yang mendukung Ukraina (atau) yang mendukung Rusia."

Sumber: Reuters

TERKINI
Ten Hag Sebut Rashford Perlu Dukungan untuk Bangkit Sepakat! Arne Slot Jadi Pelatih Liverpool Musim Depan Wenger Beri Resep ke Arteta Jelang Derbi London Utara Postecoglou Akui Spurs Sempat Panik Ditinggal Kane