Perpusnas Ajak Media Massa Gencarkan Penguatan Literasi

Selasa, 13/09/2022 18:01 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menggandeng media massa dalam rangka meningkatkan penguatan literasi di masyarakat. Dikatakan, literasi merupakan gerakan sosial, karena itu dibutuhkan kerja sama berbagai pihak.

Sinergi ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat, bahwa untuk menjadi masyarakat yang unggul, pertama-tama harus menyelesaikan persoalan literasi.

"Dengan ekspose media yang kuat, akan menimbulkan resonansi sosial yang kuat, bahwa persoalan literasi di negara ini butuh kerja sama. Masyarakat yang unggul seperti Belanda dan Finlandia, adalah mereka yang kuat literasinya," kata Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Perpusnas, Joko Santoso, dalam kegiatan `Media Gathering: Bersinergi dengan Media Menuju Masyarakat Literat` pada Selasa (13/9) di Gedung Perpusnas, Jakarta.

Penguatan literasi, lanjut Joko, ialah upaya menanamkan pola pikir bahwa membaca pada masa disrupsi tidak hanya dimaknai membaca buku maupun jurnal, melainkan diperluas menjadi proses menyerap ilmu pengetahuan dari berbagai platform.

"Membaca pada saat ini juga bisa melalui TV, radio, maupun internet. Setelah membaca, apa yang kita serap dari bacaan ini, bagaimana itu bisa meningkatkan kualitas hidup kita," imbuh Joko.

Plt. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Deni Kurniadi menuturkan, tidak hanya meningkatkan literasi, pihaknya juga berkomitmen pada peningkatan layanan dan sarana/prasarana perpustakaan di seluruh daerah.

Sejak 2019, pemerintah melalui Perpusnas memanfaatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Subbidang Perpustakaan, untuk pembangunan, renovasi, dan pemenuhan sarana dan prasarana perpustakaan di daerah.

"Implementasi modernisasi fasilitas layanan perpustakaan daerah sudah menjadi hal yang memang sangat dibutuhkan bagi teman-teman daerah. Sehingga, saat ini sudah lebih 120 perpustakaan daerah dibangun melalui DAK Fisik. Sinergitas dengan daerah sangat baik," ungkap Deni.

Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jakarta, Rikando Somba menekankan pentingnya sinergi antara media massa dan perpustakaan nasional. Dalam kaitannya melawan informasi hoaks, perpustakaan merupakan sumber daya (resource) yang bisa dimanfaatkan oleh media.

"Perpustakaan ini informasi valid yang tidak perlu diverifikasi lagi, printed, dan legally documented. Jadi, itulah fenomena yang terjadi. Yang harusnya kita jadikan rujukan, bukan hanya mesin pencari, tapi juga Perpusnas," kata Rikando.

Namun, guna menarik perhatian generasi milenial yang dewasa ini gandrung dengan media sosial, Perpusnas didorong melakukan berbagai pendekatan yang lebih modern, termasuk aktif di media sosial, serta berkolaborasi dengan media massa.

"AMSI memiliki lebih 340 media siber di berbagai daerah. Jadi, AMSI terbuka untuk bergandeng tangan dengan perpustakaan di daerah-daerah, untuk menggelorakan budaya lebih banyak membaca," tutur dia.

Sementara itu, Ketua Forum Pemred, Pung Purwanto menilai penyediaan informasi yang berkualitas akan berpengaruh pada pola pikir masyarakat. Karena itu, media dan perpustakaan harus menyediakan informasi yang mencerahkan, agar masyarakat tidak terpengaruh oleh informasi hoaks.

"Tantangan ke depan, jurnalisme harus berkualitas karena berkaitan dengan kecerdasan masyarakat. Kita sangat prihatin dengan cara konsumsi mastarakat terhadap informasi saat ini," kata Pung.

Di saat masyarakat memiliki akses luas mendapatkan informasi melalui gawai, lanjut Pung, kebenaran informasi-informasi tersebut masih menjadi persoalan.

"Kita tidak tahu kevalidannya berapa persen? Apakah informasi itu sudah sesuai dengan fakta yang ada?" imbuh dia.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Komisi I DPR: Pemerintah Perlu Dialog Multilateral Redam Konflik di Timur Tengah Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios