Kamis, 01/09/2022 07:33 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Gedung Putih mengatakan, Presiden Joe Biden telah menyampaikan kepada Perdana Menteri Israel, Yair Lapid bahwa Amerika Serikat (AS) tidak akan pernah mengizinkan Iran untuk memperoleh senjata nuklir.
Israel menentang kembalinya kesepakatan 2015, yang memberlakukan pembatasan pada program senjata nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi AS, Uni Eropa dan PBB terhadap Teheran.
Untuk menyenangkan Israel, Presiden Donald Trump menarik diri dari kesepakatan pada 2018 dan menerapkan kembali sanksi keras, mendorong Teheran untuk melanggar batas nuklir pakta. Kemudian, Biden berjanji menghidupkan kembali perjanjian itu sambil memastikan keamanan Israel.
"Presiden menggarisbawahi komitmen AS untuk tidak pernah mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir dalam panggilan di mana Biden dan Lapid juga membahas ancaman yang ditimbulkan oleh Iran," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.
Presiden Joe Biden Beri Penghargaan Bergengsi untuk Michelle Yeoh
Dikepung Drone dan Polisi, Pemerintah AS Bungkam Aksi Mahasiswa Pro-Palestina
Protes Mahasiswa anti-Perang di AS dan Penggerebekan Polisi Kacaukan Rencana Kelulusan
Pernyaan itu juga menambahkan, Biden juga menekankan pentingnya menyelesaikan negosiasi batas maritim antara Israel dan Lebanon.
Dalam pembacaan telepon itu sendiri, kantor Lapid mengatakan mereka "berbicara panjang lebar tentang negosiasi perjanjian nuklir, dan komitmen bersama mereka untuk menghentikan kemajuan Iran menuju senjata nuklir."
Kesepakatan nuklir muncul mendekati kebangkitan pada bulan Maret. Tetapi pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington kemudian terhenti karena beberapa masalah, termasuk desakan Teheran bahwa Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menutup penyelidikannya terhadap jejak uranium yang ditemukan di tiga lokasi yang tidak diumumkan sebelum pakta nuklir dihidupkan kembali.
Biden dan Lapid pada Juli menandatangani janji bersama untuk menolak senjata nuklir Iran, sebuah pertunjukan persatuan antara sekutu yang telah lama terpecah karena diplomasi dengan Teheran.
Tapi pekan lalu, Lapid mengatakan, jika kesepakatan 2015 dihidupkan kembali, Israel tidak akan terikat olehnya.
Sumber: Reuters