Setahun Berlalu, Keluarga Aktivis Palestina Berharap Keadilan

Jum'at, 24/06/2022 14:58 WIB

Yerusalem, Jurnas.com - Hari genap setahun aktivis politik Palestina, Nizar Banat, tewas di tangan lusinan aparat keamanan Otoritas Palestina (PA) di rumah pamannya di Hebron, Tepi Barat. Menurut hasil otopsi, dia meninggal dalam waktu satu jam.

Pria 43 tahun itu merupakan seorang kritikus yang keras dan blak-blakan terhadap PA, yang mengatur wilayah-wilayah terbatas di Tepi Barat yang diduduki.

Dia memiliki banyak pengikut lokal di media sosial, di mana dia memposting video dirinya mengkritik PA, termasuk atas kebijakan kontroversial koordinasi keamanan dengan Israel.

Dia juga mencalonkan diri untuk pemilihan legislatif, yang dijadwalkan pada Mei 2021 sebelum akhirnya dibatalkan. Pembunuhan Banat menyebabkan kemarahan lokal dan kecaman global.

Setahun kemudian, keluarga Banat mengaku belum mendapatkan keadilan yang sesungguhnya. Mereka tidak akan menghadiri sidang persidangan militer PA yang sedang berlangsung untuk 14 perwira rendah, yang dituduh memukuli Banat sampai mati.

"Tuntutan kami untuk mencapai keadilan bagi Nizar (hanya dapat terjadi) dengan melakukan pengadilan yang transparan yang mencakup semua orang yang mengambil bagian dalam ini," ujar saudara laki-laki Banat, Ghassan dikutip dari Al Jazeera pada Jumat (24/6).

"Para petugas itu hanyalah alat. Di mana para kepala dinas keamanan? PA mengatakan pembunuhan itu adalah kesalahan, tetapi silakan lanjutkan dan minta pertanggungjawaban semua orang yang menerapkan ini, di setiap tingkat," lanjut dia.

Sehari setelah pembunuhan, pejabat PA Hussein al-Sheikh meminta maaf atas nama Presiden Mahmoud Abbas. Dia mengatakan apapun yang terjadi adalah kesalahan.

"Kesalahan seperti ini bisa terjadi di Amerika Serikat atau Prancis, atau negara mana pun di dunia. Kami mohon maaf atas apa yang terjadi dan ingin mengambil pelajaran darinya," kata al-Sheikh.

Kini, setahun berlalu, keluarga Banat ingin memastikan keadilan ditegakkan. Mereka berusaha mengingatkan masyarakat Palestina tentang kasus Banat, dengan mengadakan acara solidaritas kecil pada Jumat sore di Pemakaman Martir di Hebron, tempat Banat dimakamkan.

Diketahui, dalam beberapa bulan terakhir, muncul laporan bahwa 14 petugas yang diadili telah dibebaskan dari penjara Yerikho, tempat mereka ditahan.

Seorang juru bicara komite penuntutan militer PA di Tepi Barat mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia tidak dapat memastikan apakah ada petugas yang telah dibebaskan.

Juru bicara itu menambahkan bahwa jaksa agung militer tidak dapat berkomentar karena persidangan sedang berlangsung. Namun, keluarga Banat dan pengacara mereka, Gandhi Ameen, menyebut bahwa para aparat itu telah dibebaskan.

"Kami menganggap pembebasan mereka sebagai pelanggaran hukum yang sangat serius. Tidak ada jaminan, jadi dari sisi kami, partisipasi kami atau ketiadaan (dalam persidangan) adalah satu dan sama," kata Ameen.

Diketahui, dalam rekaman eksklusif yang dirilis oleh Al Jazeera pada Februari 2022 menunjukkan Banat dibawa keluar dari markas Keamanan Pencegahan di Hebron dengan tandu, dan dibawa ke rumah sakit tempat dia dinyatakan meninggal.

Otopsi menunjukkan dia menderita 42 luka pada malam penangkapannya, termasuk beberapa yang disebabkan oleh semprotan merica dan dipukul dengan batang logam.

Baik kelompok hak lokal maupun internasional telah bertahun-tahun mendokumentasikan apa yang mereka sebut sebagai penangkapan sewenang-wenang dan penyiksaan sistematis oleh PA terhadap para pembangkang.

TERKINI
Sinergi Kementan-Kodim 1910 Malinau Tingkatkan Produksi dengan Perluas Areal Tanam Baru Kejagung Bakal Sita Aset Sandra Dewi Jika Terima Uang Korupsi Timah KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Kasus Pungli KPK Sita Rp48,5 Miliar Terkait Suap Bupati Labuhanbatu