Erdogan Tegaskan Tidak akan Biarkan Negara Pendukung Terorisme Gabung NATO

Senin, 30/05/2022 08:33 WIB

JAKARTA, Jurnas.com - Presiden Tayyip Erdogan mengatakan, pembicaraan Turki dengan delegasi Finlandia dan Swedia tidak pada tingkat yang diharapkan dan Ankara tidak dapat mengatakan `ya` kepada negara-negara pendukung terorisme untuk bergabung dengan NATO.

Turki keberatan Swedia dan Finlandia bergabung dengan aliansi NATO, menahan kesepakatan yang akan memungkinkan perluasan bersejarah dalam menghadapi invasi Rusia ke Ukraina. Komentar terakhir Erdogan menunjukkan penentangannya terus berlanjut.

"Selama Tayyip Erdogan adalah kepala Republik Turki, kami pasti tidak bisa mengatakan `ya` kepada negara-negara yang mendukung terorisme memasuki NATO," katanya kepada wartawan sekembalinya dari perjalanan ke Azerbaijan pada Sabtu, dikutip dari Reuters.

Dua sumber sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa pembicaraan Rabu dengan delegasi Finlandia dan Swedia membuat sedikit kemajuan dan tidak jelas kapan diskusi lebih lanjut akan dilakukan. Semua 30 anggota NATO harus menyetujui rencana untuk memperbesar NATO.

Turki menentang tawaran dari Swedia dan Finlandia dengan alasan, negara tersebut menampung orang-orang yang terkait dengan kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan lainnya yang dianggap teroris, dan karena mereka menghentikan ekspor senjata ke Ankara pada 2019.

"Mereka tidak jujur atau tulus. Kami tidak bisa mengulangi kesalahan yang dibuat di masa lalu mengenai negara-negara yang merangkul dan memberi makan teroris semacam itu di NATO, yang merupakan organisasi keamanan," katanya.

Swedia dan Finlandia mengatakan mereka mengutuk terorisme dan menyambut baik kemungkinan berkoordinasi dengan Ankara.

"Upaya diplomatik sedang berlangsung. Kami menolak berkomentar lebih lanjut pada saat ini," kata Menteri Luar Negeri Swedia, Ann Linde dalam komentar email kepada Reuters menyusul pernyataan terbaru Erdogan.

Erdogan juga mengatakan Turki ingin mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina sesegera mungkin, tetapi situasinya menjadi semakin negatif setiap hari.

"Pada hari Senin, saya akan melakukan panggilan telepon dengan Rusia dan Ukraina. Kami akan terus mendorong para pihak untuk mengoperasikan saluran dialog dan diplomasi," katanya.

TERKINI
Akhirnya Britney Spears Benar-benar Bebas dari Ayahnya Setelah Konservatori Usai 2 Tahun Lalu Scarlett Johansson Dampingi Suaminya Colin Jost Jadi Penghibur di Gedung Putih Celine Dapuk Esther-Rose McGregor Kampanye Wewangian Terbaru Chelsea Mustahil Terhindar dari Sanksi Pengurangan Poin