Kamis, 21/04/2022 06:16 WIB
New York, Jurnas.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres secara terpisah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk menerimanya guna membahas langkah-langkah untuk mewujudkan perdamaian setelah invasi Moskow ke tetangganya.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan surat terpisah diserahkan kepada misi tetap Rusia dan Ukraina pada Selasa sore meminta Putin untuk menerima Guterres di Moskow dan Zelenskyy untuk menerimanya di Kyiv.
"Sekjen mengatakan, pada saat bahaya dan konsekuensi besar ini, dia ingin membahas langkah-langkah mendesak untuk mewujudkan perdamaian di Ukraina dan masa depan multilateralisme berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional," kata Dujarric di sebuah pernyataan.
Guterres pada Selasa menyerukan jeda kemanusiaan Paskah Ortodoks selama empat hari dalam pertempuran di Ukraina untuk memungkinkan perjalanan yang aman bagi warga sipil meninggalkan daerah konflik dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke daerah yang terkena dampak parah.
Pemantau Suara Independen Sebut Pemilu Rusia adalah Sebuah Olok-olok
Putin Menangkan Pemilu Rusia dengan Suara Tertinggi dalam Sejarah tanpa Persaingan Serius
Pemilu Rusia Berlangsung Tiga Hari, Diwarnai Serangan dan Saboase oleh Ukraina
Invasi Moskow ke Ukraina, serangan terbesar di negara Eropa sejak 1945, telah menewaskan atau melukai ribuan orang. Lebih dari 12 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan di negara itu hari ini, kata Guterres.
Sejak memulai apa yang disebutnya operasi khusus untuk mendemilitarisasi Ukraina, Rusia telah membom kota-kota menjadi puing-puing dan ratusan mayat sipil telah ditemukan di kota-kota setelah pasukannya mundur.
Ia menyangkal menargetkan warga sipil dan mengatakan, tanpa bukti, bahwa tanda-tanda kekejaman telah dipentaskan.
Negara-negara Barat dan Ukraina menuduh Putin melakukan agresi tanpa alasan.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymr Zelenskyy selama kunjungan mendadak ke Kyiv pada Rabu, menyusul kunjungan para pemimpin Barat lainnya, termasuk Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan belum tahu apakah akan melakukan perjalanan ke Kyiv setelah pemimpin masa perang Ukraina memintanya untuk berkunjung.
Sumber: Reuters