Rabu, 02/02/2022 15:51 WIB
Jakarta, Jurnas.com - Ketua Yayasan Kanker Payudara (YKPI) Linda Agum Gumelar meminta pasien kanker payudara tidak menunda pengobatan ke rumah sakit.
Pasalnya, data menunjukkan 70 persen pasien kanker payudara terlambat berobat ke rumah sakit. Akibatnya, angka harapan hidup juga semakin menipis dan biaya perawatan kian membengkak.
"Dari pengalaman YKPI selama beberapa tahun, keterlambatan terjadi karena dua hal. Pertama, patient delay. Yakni, keterlambatan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, tidak memiliki biaya berobat, dan enggan ke dokter karena lebih memilih pengobatan alternatif," terang Linda dalam kegiatan `Temu Media Hari Kanker Sedunia Tahun 2022` pada Rabu (2/2).
Fenomena patient delay, lanjut Linda, juga diakibatkan oleh minimnya fasilitas kesehatan terdekat, serta kebijakan BPJS Kesehatan yang tergolong kompleks.
Berjuang Melawan Kanker Payudara, Shannen Doherty Percaya Keajaiban
Supermodel Linda Evangelista Ungkap Pengalamannya Jadi Penyintas Kanker Payudara
Butuh Political Will yang Kuat untuk Atasi Kendala dalam Pengobatan Kanker Payudara
"Sedangkan yang kedua ialah provider delay. Yakni sarana dan prasarana pada faskes tingkat I belum dilengkapi dengan alat USG payudara. Begitupun di faskes tingkat II masih sangat terbatas, khususnya deteksi dini kanker payudara," ujar Linda.
Konsekuensinya, pasien yang ingin memeriksakan diri mau tidak mau harus pergi ke faskes tingkat III, dengan jarak lebih jauh, waktu lebih lama, dan membutuhkan biaya tidak murah.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondunuwu mengungkapkan bahwa kanker payudara menjadi kasus kanker nomor satu di Indonesia.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat supaya menggalakkan deteksi dini kanker payudara dengan cara Periksa Payudara Sendiri (Sadari) dan Periksa Payudara Secara Klinis (Sadanis).
"Begitu juga dengan fasilitas kesehatan. Pak Menteri (Menkes Budi Gunadi Sadikin, Red) ingin agar pelayanan kanker tidak hanya bertumpu di Jakarta, namun juga di daerah-daerah lain," papar Maxi.
Keyword : Kanker Payudara YKPI Linda Agum Gumelar