Rabu, 19/01/2022 07:10 WIB
JAKARTA, Jurnas.com - Regulator obat Uni Eropa mengatakan perusahaan farmasi harus mengerjakan lebih dari satu suntikan COVID-19 yang ditingkatkan, tidak hanya disesuaikan dengan varian Omicron yang muncul cepat tetapi juga versi yang menangani kombinasi varian.
"Apa yang kami dengar dari badan pengatur lain juga adalah penting untuk tidak mengecualikan opsi apa pun," kata kepala strategi vaksin Badan Obat Eropa, Marco Cavaleri, dalam jumpa pers pada Selasa (18/1).
Pembuat vaksin yang mengerjakan desain ulang bidikan mapan mereka untuk mengatasi Omicron, yang memadati varian Delta di banyak wilayah di dunia, termasuk BioNTech-Pfizer, Moderna dan aliansi antara AstraZeneca dan Universitas Oxford.
Pekan lalu, Kepala Eksekutif BioNTech Ugur Sahin mempertanyakan perlunya mengembangkan produk yang dirancang untuk lebih dari sekadar Omicron karena kekebalan terhadap Omicron telah terbukti memberikan perlindungan terhadap varian virus sebelumnya.
Importir Khawatir Pasokan Makanan Berkualitas Terganggu karena Pengecekan di Brexit
Dukung Persenjataan Ukraina, Uni Eropa akan Alihkan Keuntungan dari Aset Rusia
Rusia Makin Maju, Eropa Bantu Pasok Kebutuhan Militer Ukraina
"Infeksi Omicron dan vaksin Omicron kemungkinan besar, dengan probabilitas tinggi, juga meningkatkan respons kekebalan terhadap semua varian yang ada," kata Sahin dalam panggilan analis sebagai bagian dari konferensi perawatan kesehatan virtual JPMorgan.
"Berapa nilainya jika kita sekarang menggabungkan vaksin Omicron potensial dengan varian lain karena vaksin Omicron saja kemungkinan besar akan berhasil?" dia menambahkan.
Sumber: Reuters
Keyword : Uni EropaPengemban VaksinVarian Omicron