Studi: Tak Ada Bukti Omicron Lebih Ringan dari Delta

Sabtu, 18/12/2021 20:18 WIB

London, Jurnas.com - Sekelompok ilmuwan Inggris menemukan bahwa tidak ada bukti virus corona varian Omicron lebih ringan dari pada varian Delta.

Temuan ini menambah keraguan pada beberapa ahli, yang sebelumnya menyebut bahwa varian Omicron lebih ringan dan tidak akan membanjiri sistem perawatan kesehatan.

Studi Imperial College London (ICL) pada Sabtu (18/12), yang dirilis ketika Inggris melaporkan rekor kasus Covid-19 untuk hari ketiga berturut-turut dengan peningkatan menjadi 93.045 infeksi baru, juga menemukan bahwa risiko infeksi ulang Omicron lebih dari lima kali lebih tinggi dari Delta.

Penelitian non-peer-review ini didasarkan pada data Badan Keamanan Kesehatan Inggris dan Layanan Kesehatan Nasional, pada orang yang dites positif Covid-19 dalam tes PCR di Inggris antara 29 November dan 11 Desember.

"Kami tidak menemukan bukti (untuk risiko kehadiran rawat inap dan status gejala) Omicron memiliki tingkat keparahan yang berbeda dari Delta," demikian bunyi penelitian tersebut, meskipun menambahkan bahwa data rawat inap masih sangat terbatas dikutip dari Aljazeera.

"Mengontrol status vaksin, usia, jenis kelamin, etnis, status tanpa gejala, wilayah dan tanggal spesimen, Omicron dikaitkan dengan risiko reinfeksi 5,4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan Delta," imbuh studi itu.

Di Afrika Selatan, laporan anekdot awal menyarankan bahwa varian baru menyebabkan penyakit yang lebih ringan dari pada yang sebelumnya, tetapi para ilmuwan mengatakan terlalu dini untuk menarik kesimpulan.

Penelitian, yang melibatkan vaksin AstraZeneca dan Pfizer, juga menemukan peningkatan risiko yang signifikan untuk mengembangkan kasus Omicron simtomatik dibandingkan dengan Delta bagi mereka yang dua minggu atau lebih melewati dosis suntikan kedua, dan dua minggu atau lebih setelah dosis booster mereka.

Bergantung pada perkiraan yang digunakan untuk efektivitas vaksin terhadap infeksi simtomatik dari varian Delta, ini berarti efektivitas vaksin antara 0 persen dan 20 persen setelah dua dosis, dan antara 55 persen dan 80 persen setelah dosis penguat.

"Studi ini memberikan bukti lebih lanjut tentang sejauh mana Omicron dapat menghindari kekebalan sebelumnya yang diberikan oleh infeksi atau vaksinasi," kata pemimpin studi Profesor Neil Ferguson dalam pernyataan ICL.

"Tingkat penghindaran kekebalan ini berarti bahwa Omicron menimbulkan ancaman besar dan segera bagi kesehatan masyarakat," imbuhnya.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2