Target Penurunan Stunting, Muhadjir: Perlu Kerja Keras

Selasa, 14/12/2021 15:48 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut penurunan angka stunting di Indonesia membutuhkan kerja ekstra keras.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 27,67 persen. Sementara, Presiden RI Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen pada 2024.

"Ini target yang sangat fantastis. Karena kalau kita ingin menargetkan sampai 14 persen dengan kondisi yang sekarang itu paling tidak pertahun harus turun sekitar 2.7 persen," ujar Muhadjir pada Selasa (14/12).

Menko Muhadjir menyebut kondisi pandemi yang belum sepenuhnya usai, membuat banyak sektor teralihkan untuk penanganan Covid-19. Sehingga perlu kerja keras untuk mempercepat penurunan stunting.

"Adanya pandemi sangat mengganggu kinerja kita terutama untuk mencapai target itu, kita masih harus kerja keras lagi. Harus lebih dikeraskan kerjanya kalau memang betul-betul pada 2024 tercapai 14 persen," terang dia.

Muhadjir menerangkan, masalah stunting tidak bisa ditangani sendiri oleh satu pihak seperti pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah saja. Menurutnya, stunting perlu ditangani dan dikeroyok bersama-sama.

"Harus melibatkan kekuatan rakyat semesta dalam perang melawan stunting," sambung dia.

Paling tidak, ada lima elemen masyarakat atau pendekatan pentahelix yang harus bergotong-royong untuk mempercepat penurunan stunting. Kelima elemen itu yakni pemerintah, sektor swasta, perguruan tinggi, masyarakat madani, dan media massa.

Muhadjir menerangkan, masing-masing elemen memiliki peran yang penting. Pertama, pemerintah pusat atau daerah menjadi leading sector dalam mempercepat penurunan stunting melalui regulasi dan program-program dari Kementerian/Lembaga di pusat atau Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di daerah.

Kedua, sektor swasta berperan mendukung penanganan stunting melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Ketiga, perguruan tinggi melalui akademisi dan keilmuannya harus menopang menjadi daya dukung dalam penanganan stunting.

Keempat, masyarakat madani melalui kelompok filantropi yang memiliki kemammpuan melakukan tugas altruis yang bersedia bergotong-royong menangani stunting. Dan kelima, media massa menjadi pendukung dalam membwrikan pemahaman kepada masyarakat.

"Pentahelix ini sudah menunjukkan kemanjurannya dalam mengatasi Covid-19," ucapnya.

Muhadjir mengatakan, gotong royong antar elemen harus terus dikembangkan dan semakin dimantapkan untuk perang melawan stunting ini. Dia berpesan kepada pemerintah daerah untuk memaksimalkan kekuatan pentahelix dalam penanganan stunting di masing-masing daerah dan mencapai target presiden.

"Pesan saya kepada kepala daerah. Marilah kita galang betul kekuatan pentahelix di masing-masing daerah. Libatkan perguruan tinggi, libatkan sektor swasta, ormas, dan juga libatkan media," kata Menko PMK.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2