Deteksi Dini Kanker Prostat Dari Ancaman `Kematian`

Senin, 06/09/2021 13:21 WIB

Jakarta, Jurnas.com -  Menurut World Cancer Research Fund pada 2018, kanker prostat merupakan penyakit kanker kedua terbanyak yang terjadi pada pria. Sedangkan menurut data dari Global Burden of Cancer (GLOBOCAN) pada tahun 2020, di Indonesia kanker prostat menempati urutan ke-5.

GLOBOCAN menyebutkan para penderita kanker prostat datang dalam kondisi stadium lanjut. Maka, penting bagi penderita kanker prostat untuk melakukan deteksi dini agar dapat penanganan secara cepat dan tepat. 

Dr. dr. Irfan Wahyudi, Sp.U (K), mengatakan, bahwa sangat disayangkan karena sebagian besar pasien didiagnosis ketika sudah pada stadium lanjut. Hal ini karena deteksi dini kasus kanker prostat belum optimal di Indonesia. “Salah satu tahapan penting dalam memulai tatalaksana kanker prostat adalah deteksi dini dan ini harus dilakukan sesegera mungkin,” ujarnya.

“Pasien kanker prostat yang didiagnosis dan ditatalaksana pada stadium dini, ternyata memiliki angka harapan hidup selama 10 tahun mencapai di atas 90 persen. Angka ini akan menurun sampai menjadi 50% apabila ditemukan pada stadium lanjut,” terang dr. Irfan yang juga merupakan Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM .

Ia menambahkan, beberapa publikasi terakhir menunjukkan kebanyakan pasien datang pada saat stadium 4. “Kebanyakan dari mereka datang/terdiagnosa pada usia 60-79 tahun,”katanya.

Dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp. U (K) Ph.D., mengatakan, kanker prostat dapat terjadi pada seseorang karena faktor usia, ras, riwayat keluarga, perubahan gen, sindrom metabolik seperti diabetes, kolesterol dan juga obesitas.

“Selain itu, gaya hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan merokok, pola diet yang tidak baik serta kurangnya seseorang dalam berolahraga dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat pada pria,”ujarnya.

Sebagian besar pasien dengan kanker prostat stadium awal tidak menyadari adanya gejala. Gejala terkadang baru dirasakan pasien saat kanker sudah menyebar ke organ lainnya.

“Gejala yang dikeluhkan biasanya meliputi gangguan berkemih, adanya darah pada urin atau air mani, disfungsi ereksi, sakit pada pinggang, punggung dan tulang iga, kelemahan pada tungkai/kaki dan ketidakmampuan mengontrol kandung kemih,” terang dr.Agus sebagai Ketua Prostate Cancer Awareness Month.

Pada kesempatan ini, dr.Agus juga memberitahukan bahwa kanker prostat juga dapat menyebar ke organ-organ terdekat, seperti kandung kemih, tulang atau organ lain. Kanker prostat yang menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri dan patah tulang.

Pasien yang terdiagnosa mengidap kanker prostat harus menjalani beberapa terapi tergantung pada stadium apa kanker ini terdiagnosa.

“Pada kanker prostat stadium rendah dapat dilakukan pemantauan ketat, operasi dan radioterapi. Untuk kasus kanker prostat stadium lanjut yang terlokalisir akan dilakukan radioterapi pada pasien,” ujar dr.Agus.

Sedangkan untuk kasus kanker prostat yang sudah menyebar, kata dr.Agus, akan dilakukan terapi Hormonal dan juga kemoterapi. Agar menurunkan risiko kanker prostat, masyarakat dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan.

“Seperti dengan melakukan diet sehat tinggi buah dan sayuran, memilih makanan sehat dibandingkan supplemen, melakukan olahraga secukupnya, menjaga berat badan, dan dengan melakukan konsultasi dengan dokter,” tutup dr.Agus.

TERKINI
Taylor Swift Sedih Tinggalkan Pacar dan Teman-temannya untuk Eras Tour di Eropa Album Beyonce Cowboy Carter Disebut Layak Jadi Album Terbaik Grammy 2025 Ryan Gosling Bikin Aksi Kejutan ala Stuntman The Fall Guy di Universal Studios Dwayne Johnson Senang Jadi Maui Lagi di Moana 2