Penjaga pantai India menemukan korban selamat dan delapan orang tewas berdesakan di atas kapal penangkap ikan dan berusaha mengatur agar Bangladesh mengambil mereka, kata pejabat India pada hari Jumat (26/2).
Proses repatriasi yang didukung PBB gagal dilakukan. Bangladesh juga mulai mengirim beberapa pengungsi ke pulau terpencil di Teluk Benggala.
Sejak awal Desember 2020, sudah ada 6.700 pengungsi Rohingya yang dikirim dari kamp-kamp perbatasan ke pulau Bhasan Char.
Bangladesh mulai merelokasi gelombang kedua pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil, di tengah kekhawatiran dari kelompok hak asasi.
Mevlut Cavusoglu memuji Bangladesh atas upayanya untuk menampung pengungsi Rohingya.
Beberapa hari setelah itu dilaporkan bahwa belasan orang tewas di atas kapal yang ditolak masuk ke negara itu dan dibiarkan terapung-apung.
Pejabat maritim Distrik Utara, Kapten Zulinda Ramly, mengatakan para pengungsi itu terdiri dari 152 pria, 45 perempuan, dan lima anak-anak.
Dhaka tidak mengizinkan anak-anak Rohingya mengakses pendidikan formal.
Sekitar 200.000 Rohingya berunjuk rasa di kamp pengungsian Bangladesh, untuk menandai dua tahun sejak mereka melarikan diri dari penumpasan berdarah pasukan Myanmar.
Rektor Said akan didampingi Sekretaris dan pengurus HIPMI PT, BPP HIPMi serta perwakilan NGO dari Malaysia, Singapura dan Thailand.