Pengumunan sanksi itu lima hari menjelang pemilihan presiden AS yang digelar pada 3 November 2020 dan juga muncul di tengah tuduhan komunitas intelijen AS bahwa peretas Iran berusaha mengancam pemilih AS lewat email palsu.
Sebagian besar dari hasil penjualan minyak itu akan disumbangkan ke dana AS untuk korban terorisme yang disponsori negara.
Sanksi tersebut berlaku untuk Kementerian Perminyakan Iran, Perusahaan Minyak Nasional Iran dan Perusahaan Tanker Nasional Iran atas dukungan keuangan kepada Korps Pengawal Revolusi Islam Iran-Pasukan Quds.
Iran bertekad untuk mengembangkan industri minyaknya terlepas dari sanksi AS yang dijatuhkan pada negara tersebut.
Jaksa penuntut Amerika Serikat mengajukan gugatan untuk menyita bensin di atas empat kapal tanker yang dikirim Iran ke Venezuela.
Platform S1 telah dibangun di galangan kapal di Khorramshahr, sekitar 830 kilometer dari ladang minyak Salman di Iran barat daya.
Iran mendapatkan lebih banyak pendapatan berbasis minyak di masa lalu berkat metode baru yang digunakan untuk melawan sanksi Gedung Putih.
Penemuan itu akan menjadi ladang minyak utama kedua setelah NIOC mengumumkan penemuan ladang minyak Namavaran bulan lalu.
Harga awal untuk setiap barel kondensat pada USD6 lebih rendah daripada harga free-on-board (FOB) di Pasar DME di Dubai, di Uni Emirat Arab.
Tujuh dari 23 anggota awak kapal tanker berbendera Inggris yang disita di Selat Hormuz pada Juli.