Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo pada acara talkshow interaktif Membangun Keluarga Berkualitas yang digelar secara virtual, Jakarta, 21 Desember 2020. (Foto: Supianto/Jurnas)
Jakarta, Jurnas.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo membeberkan tantangan yang dihadapi pemerintah dalam membangun keluarga yang berkualitas.
Tantangan itu dia sampaikan pada acara talkshow interaktif "Membangun Keluarga Berkualitas" yang digelar secara virtual, Jakarta, Senin (21/12).
Menurut Hasto, tantangan membangun keluarga yang bekuliatas saat ini adalah disruption dimana ada banyak sekali ekosisten yang berbeda di mata anak-anak muda dengan orang tua.
Sementara jumlah anak muda sudah mencapai 64 juta, yang akan membentuk keluarga, pemerintah justru gagap mentransformasikan atau mewariskan nilai-nilai luhur dalam keluarga.
"Memang, orang tua itu harus mendidik sesuai zaman anak karena tidak dilahirkan di zaman kita. Tapi, ingat ada nilai-nilai luhur yang dimiliki orang tua yang harus diwariskan kepada anak cucuk itu," ujar Hasto.
Hasto mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi pemerintah dalam membangun keluarga yang berkualitas adalah mencari pola dalam mewariskan nilai-nilai luhur tersebut.
"Sekarang, saya ketemu pakar siapa pun belum ada bentuk itu yang diformulasikan menurunkan nilai-nilai luhur dalam keluarga kepada anaknya cucuknya. Nah, BKKBN ini sebetulnya punya pekerjaan rumah di situ karena BKKBN menjalankan delapan fungsi keluarga," ujarnya.
Karena itu, lanjut Hasto, BKKBN kerap melakukan MoU dengan para pakar dan perguruan tinggu untuk mencari pola dalam mewariskan nilai-nilai luhur kepada keturunan.
"Ahli keluarga aja di Indonesia masih sangat terbatas. Profesor yang ahli tentang keluarga mungkin tidak lebih dari lima orang," ujar Hasto.
KEYWORD :BKKBN Hasto Wardoyo Keluarga Berkualitas
