Selasa, 16/04/2024 16:40 WIB

Indonesia Masih Tertinggal Tangkap Peluang Eskpor

Ekspor kopi Indonesia pada 2019 yang sebesar USD883,12 juta masih tertinggal dibandingkan Vietnam yang mencapai USD2,22 miliar.

Ilustrasi Cargo Ekspor Impor (Bisnis Indonesia)

Jakarta, Jurnas.com - Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia masih sangat tertinggal dari negara lain dalam menangkap peluang ekspor.

Presiden yang akrab disapa Jokowi tersebut menyontohkan Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia.

“Namun, Indonesia tercatat hanya sebagai eksportir kopi kedelapan di dunia kalah dari Brazil, Swis, Jerman, Kolombia, bahkan Vietnam,” jelas Presiden Jokowi dalam konferensi pers pelepasan produk ekspor secara virtual, Jumat.

Dia mengatakan kinerja ekspor kopi Indonesia pada 2019 yang sebesar USD883,12 juta masih tertinggal dibandingkan Vietnam yang mencapai USD2,22 miliar.

Presiden mengatakan pada komoditas lainnya Indonesia juga masih tertinggal seperti garmen yang walaupun produsen terbesar kedelapan dunia, namun ekspor garmen Indonesia hanya berada di posisi 22 dunia.

“Kita menjadi produsen terbesar kayu ringan di dunia termasuk jenis kayu sengon dan jabon tapi menjadi eksportir home decor ke-19 dunia, bahkan kita kalah dengan Vietnam. Dan kita hanya di peringkat ke-21 terbesar dunia untuk ekspor produk furniture,” ungkap Presiden Jokowi.

Presiden juga menyoroti posisi Indonesia sebagai produsen perikanan terbesar kedua di dunia namun hanya berada di posisi 13 dunia untuk eksportir perikanan.

“Saya melihat ketertinggalan tidak harus membuat kita pesimis, tidak ada jalan bagi kita selain melakukan langkah-langkah perbaikan dan pembenahan, diperlukan reformasi besar-besaran untuk menghadirkan ekosistem berusaha bagi eksportir kita,” ujar Presiden Jokowi.

Dia mengatakan satu per satu persoalan yang menghambat kinerja ekspor harus dicermati dan dicarikan solusinya, termasuk dengan memangkas regulasi dan prosedur birokrasi yang menghambat.

Selain itu, Presiden mengatakan pemerintah juga sedang mempercepat negosiasi perjanjian-perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif CEPA terutama dengan negara-negara yang potensial menjadi pasar produk ekspor Indonesia.

“Perjanjian perdagangan yang sudah ada terus dioptimalkan sambil mencari pasar-pasar baru di negara nontradisional sehingga pasar ekspor kita semakin luas,” lanjut dia.

Presiden Jokowi juga menekankan agar atase perdagangan dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) harus mampu menjadi market agent dan market intelligence.

“Daya saing ekspor khususnya usaha kecil dan menengah harus terus ditingkatkan. Gandeng UMKM di indonesia menjadi satu kesatuan yang kuat untuk memenuhi order,” imbuh Presiden Jokowi.

Dia juga meminta penguatan kerja sama dengan perbankan dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dalam memberikan pembiayaan bagi UMKM untuk ekspor.

Presiden mendorong agar program pelatihan ekspor bisa diperbanyak agar produk-produk Indonesia bisa memenuhi standar pasar global dengan brand (merek) yang kuat dan pengemasan yang semakin baik.

“Salah satu kunci untuk memperbaiki perekonomian nasional adalah peningkatan ekspor. Bukan hanya membantu para pelaku usaha untuk tumbuh dan membuka lapangan kerja, tapi juga untuk menghasilkan devisa dan mengurangi defisit transaksi berjalan kita,” kata Presiden.
Dia mengatakan dalam kondisi perekonomian global yang melemah juga berdampak pada pasar ekspor, sehingga seluruh pemangku kepentingan harus lebih jeli melihat peluang pasar ekspor yang masih terbuka.

Presiden mengatakan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dari sisi keragaman produk, komoditas, kreativitas, kualitas, serta volume dan tujuan negara ekspor selama bisa proaktif mencari peluang ekspor.

“Saya senang membaca laporan bahwa ekspor Indonesia periode Januari-Oktober 2020 memang surplus USD17,07 miliar, tapi kita tidak boleh cepat puas terhadap capaian saat ini karena potensi pasar ekspor yang belum tergarap masih banyak dan masih sangat besar,” pungkas dia.(Anadolu Agency)

KEYWORD :

Joko Widodo Ekspor




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :