Sabtu, 27/04/2024 05:06 WIB

Balitbangtan Lepas Beras Inpago 13 Fortiz yang Kaya Zinc dan Protein

Penciptaan varietas ini juga merupakan salah satu upaya yang murah bagi budidaya pertanian untuk memperoleh manfaat kandungan zinc dan protein yang tinggi dari beras.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) menutup akhir tahun dengan kembali melepas varietas padi sawah kaya zinc dan protein, yaitu Inpago 13 Fortiz. (Foto: Balitbangtan)

Jakarta, Jurnas.com - Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) menutup akhir tahun dengan kembali melepas varietas padi sawah kaya zinc dan protein, yaitu Inpago 13 Fortiz. Tahun lalu, BB Padi juga melepas varietas padi sawah kaya zinc yaitu Inpari IR Nutri Zinc.

Inpago 13 Fortiz, merupakan varietas padi gogo dengan kandungan zinc sebesar 34 ppm pada beras pecah kulit, serta kandungan protein cukup tinggi sebesar 9.83%.  Varietas ini dihasilkan dari persilangan padi lokal Indonesia dengan padi unggul.

Inpago 13 Fortiz memiliki rata-rata hasil GKG 6.53 ton per hektare dengan potensi hasil 8.11 ton per hektare. Keunggulan lain dari varietas ini adalah tahan agak tahan terhadap delapan ras utama penyakit blas di lahan gogo, agak tahan terhadap hama wereng coklat, agak toleran keracunan alumunium 40 ppm, dan agak toleran kekeringan.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Fadjry Djufry menjelakan, Inpago 13 Fortiz selain adaptif di lahan kering, varietas ini juga dapat dibudidayakan di lahan sawah tadah hujan dengan sistem pengairan yang terbatas.

"Diharapkan selain dapat meningkatkan produktivitas di lahan kering, Inpago 13 Fortiz juga dapat berperan serta memenuhi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia," jelas Fadjry dalam keterangan tertulisnya yang diterima Selasa (24/11).

Menurut Fadjry, penciptaan varietas ini juga merupakan salah satu upaya yang murah bagi budidaya pertanian untuk memperoleh manfaat kandungan zinc dan protein yang tinggi dari beras.

"Caranya adalah dengan menggunakan varietas yang secara genetik mampu menghasilkan kadungan zinc dan protein tinggi sesuai dengan tingkat yang dibutuhkan oleh masyarakat," kata Fadjry.

Di beberapa kesempatan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo terus mendorong Balitbangtan untuk menghadirkan terobosan dan teknologi untuk meningkatkan produksi dan menghasilkan komoditas pangan khususnya mengatasi stunting.

Salah satu anggota tim pemulia varietas Inpago 13 Fortiz, Aris Hairmansis mengatakan, Indonesia termasuk negara yang memiiliki angka prevalensi kekurangan gizi cukup tinggi.

Salah satu akibat dari kekurangan gizi zinc adalah kekerdilan pada anak-anak. Berdasarkan Hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi balita stunting berada di angka 27,67%.

"Upaya untuk memenuhi kandungan gizi pada beras dapat dilakukan dengan fortifikasi atau biofortifikasi, dan pendekatan pemuliaan yang mengacu pada kebutuhan masyarakat akan kandungan nutrisi dari beras ini diyakini merupakan pendekatan yang paling feasible, sustainable, dan ekonomis untuk mengatasi masalah kekurangan gizi," jelasnya.

Sekadar diketahui, Selain zinc, protein merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar. Protein diperlukan sebagai sumber energi¸ membentuk berbagai enzim dan hormon, hingga mendukung sistem kekebalan tubuh.

Penambahan pupuk urea dan cara aplikasinya dapat mempengaruhi kadar protein beras yang akan dihasilkan. Hal ini dikarenakan kandungan nitrogen dari pupuk urea yang dapat diserap oleh tanaman akan mempengaruhi kadar protein beras yang dihasilkan.

KEYWORD :

Inpago 13 Fortiz Beras Kaya Zinc Beras Kaya Protein Balitbangtan Fadjry Djufry




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :