Sabtu, 20/04/2024 02:23 WIB

Memaknai Sumpah Pemuda, Peran Penting Energi Pemuda dan Tingkatkan Produktivitas

Generasi milenial harus cekatan (sigap), agar tidak tertinggal dengan transformasi zaman ini,

Webinar Bicara Produktivitas bertajuk Memaknai Sumpah Pemuda (Humas Kemnaker)

Jakarta, Jurnas.com - Era revolusi industri 4.0 ini memberikan tantangan sekaligus peluang baru bagi pemuda sebagai generasi digital untuk bersaing dalam tatanan global ini. Dengan deras serta cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus bergulir menuntut generasi muda untuk cepat beradaptasi.

“Generasi milenial harus cekatan (sigap), agar tidak tertinggal dengan transformasi zaman ini,” kata Direktur Bina Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan, Fahrurozi saat memberikan sambutan pada Webinar Bicara Produktivitas bertajuk “Memaknai Sumpah Pemuda: Peran Penting Energi Pemuda, tingkatkan Produktivitas”, Rabu (28/10/2020).

Fahrurozi mengatakan, generasi milenial terus mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Sementara dalam rentang waktu 2020-2030, Indonesia diprediksi mendapat bonus demografi, di mana jumlah masyarakat dengan usia produktif jauh lebih banyak melebihi mereka yang termasuk dalam usia nonproduktif (anak-anak dan lansia).

Menurutnya, generasi muda harus bisa menjadikan pertumbuhan tersebut sebagai kesempatan untuk bersaing dan berkompetisi yang berproduktif, sehingga dapat memajukan dan menegaskan posisi bangsa kedepan semakin bergerak maju.

Adapun para pembicara pada webinar ini, ialah Juru Bicara Presiden RI, Fajroel Rachman sebagai keynote speaker; Direktur Utama PT MRT Jakarta, Wiliam P. Subandar; Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan, Dita Indah Sari; Ketum Gerakraf Nasional Kawendra Lukistian dengan moderator Dodi Lapihu DPP GAMKI dan Host Kasie Kerjasama Peningkatan Produktivitas Astri Christafilia Litha.

Fajroel Rahman mengatakan, peristiwa sumpah pemuda merupakan teladan historis dalam mewujudkan Indonesia maju. Presiden pun sering berdiskusi dengan generasi muda untuk memperoleh gagasangagasan yang besar dan inovatif, sehingga bisa mencari cara-cara baru untuk mengejar kemajuan bangsa.

“Untuk menjadi Indonesia maju, maka harus memiliki SDM unggul, yaitu optimal mengelola apa yang kita punya, mampu menghadapi disrupsi dengan cepat dan adaptasi dalam berpikir dan bekerjasama,” kata Fajroel.

Sementara Dita indah Sari menyatakan, Indonesia membutuhkan support dan Kerjasama yang baik dengan dunia usaha untuk meningkatkan skill tenaga kerjanya dengan up skilling dan reskilling sehingga dapat tercapai link and match antara dunia usaha dan dunia kerja. 

“Industri dapat menjadi penggerak kemajuan karena keterlibatan industri dalam ketenagakerjaan, pelatihan, dan peningkatan produktivitas menjadi hal yang tidak boleh dikesampingkan,”kata Dita.

Lebih lanjut ia mengatakan, di era teknologi maju ini telah mengalami pergeseran makna produktivitas. Dahulu semakin lama seseorang bekerja bahkan banyak lembur, berarti memiliki tingkat produktivitas tinggi, tetapi sekarang, semakin sedikit waktu yang digunakan untuk memperoleh hasil yang sama bahkan lebih baik yang disebut sebagai peningkatan produktivitas.

Wiliam Sabandar mengatakan, MRT Jakarta dibangun dengan 100 persen korporasi asli Indonesia, dengan memiliki 82 persen pemuda berusia di bawah 35 tahun sebagai penggerak dan manajemen.

Menurut Wiliam, saat ini adalah masa emas untuk pemuda dalam mempercepat akselerasi pembangunan bangsa dengan menyatukan energi pemuda bangsa dalam berbagai sektor dalam satu kolaborasi hebat menghadapi transformasi digital.

Sementara Kawendra mengingatkan pentingnya sinergi dan menjadi pemuda yang inovatif dan adaptif. Menurut Kawendra, sinergi dapat membuat produktivitas generasi muda semakin besar. 

“Generasi muda harus jeli melihat peluang, optimalkan jaringan dan jangku potensi yang ada. Generasi muda harus lebih dari sekedar out of the box,bahkan mampu control of the box,” katanya.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Tenaga Kerja Sumpah Pemuda Generasi Milenial




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :