Jum'at, 19/04/2024 02:22 WIB

Hari Pangan Sedunia, NKV Ajak Masyarakat Tak Buang-buang Makanan

Berdasarkan hasil kajian FAO atau Organisasi Pangan Dunia memprediksikan bahwa adanya 132 juta orang yang akan menderita kelaparan di masa yang akan datang.

Project Manager Nara Kupu Village (NKV) Stalino Saerang

Jakarta, Jurnas.com - Menghadapi 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan, dimana banyak negara yang mengalami resesi ekonomi dan terancam krisis pangan di masa depan, dikarenakan pandemic Covid-19 yang melanda negara tersebut.

Berdasarkan hasil kajian FAO atau Organisasi Pangan Dunia memprediksikan bahwa adanya 132 juta orang yang akan menderita kelaparan di masa yang akan datang.

Untuk itu, Project Manager Nara Kupu Village (NKV) Stalino Saerang mengajak di momen Hari Pangan Sedunia ke-75 untuk mengusung tema "Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama" tak hanya jadi jargon semata, namun bisa diaplikasikan dalam dunia nyata.

"Tema ini semoga tidak hanya menjadi jargon semata tapi harus menjadi semangat, tindakan, dan kerja sama kita dalam menghadapi krisis pangan di masa depan," ujar Stalino.

Indonesia sebagai negara yang juga merasakan dampak pandemic Covid-19 juga tak lepas dari ancaman tersebut. Ditambah dengan jumlah dan komposisi populasi penduduk Indonesia yang akan menghadapi bonus demografi.

Oleh karena itu, Presiden RI, Ir. Jokowi telah mencanangkan program “food estate” yang merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan dan program ini akan menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024.

Stalino menambahkan, pangan merupakan kebutuhan dasar manusia, butuh kerja sama dari berbagai pihak untuk mengantisipasi masalah krisis pangan ini.

"Dalam memperingati Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 Oktober lalu, menjadi momentum refleksi sebagai aksi melawan kerawanan ketersediaan pangan dan kelaparan, bagaimana memberantas hal tersebut baik secara global maupun di tanah air Indonesia," ajaknya.

Menurut Bappenas pada 2018 lalu, Indonesia menempati posisi kedua sebagai produsen sampah makanan terbanyak di dunia setelah Arab Saudi.

Stalino Saerang mengatakan, perlu dibutuhkan edukasi dan pemahaman sedini mungkin kepada masyarakat untuk teliti dalam memilih dan memaksimalkan manfaat makanan sesuai dengan kebutuhan, sadar untuk tidak membuang-buang makanan.

"Hal tersebut tentunya dimulai dengan mengubah kebiasaan yang sudah ada," ucap Stalino Saerang.

Selain itu, kata pria yang juga menjabat Kabid Hubungan Antar Lembaga Generasi Muda Keluarga Besar FKPPI itu, masyarakat perlu diingatkan kembali mengenai pentingnya memperhatikan nutrisi dalam makanan yang akan dikonsumsi.

"Seperti pentingnya konsumsi sayur dan buah, tidak hanya untuk memenuhi nutirisi tubuh kita, namun juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh," katanya.

KEYWORD :

Krisis Pangan Nara Kuvu Village




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :