Kamis, 18/04/2024 08:45 WIB

Israel dan Bahrain Teken Kesepakatan Jalin Hubungan Formal

Normalisasi hubungan antara Bahrain dan Israel menegaskan komitmen Raja Hamad terhadap perdamaian sebagai pilihan strategis di mana stabilitas, kemakmuran, dan perdamaian dapat dicapai di wilayah tersebut.

Bendera Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Israel dan Bahrain berkibar. (Foto: AFP)

Yerusalem, Jurnas.com - Israel dan Bahrain sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik formal. Bahrain merupakan negara Arab keempat yang menormalisasi hubungan dengan Israel.

 

"Ini benar-benar kunjungan yang bersejarah, untuk memulai membuka hubungan kedua negara, untuk membuahkan hubungan bilateral di kedua bidang," kata Menteri Luar Negeri Bahrain, Abdullatif Al-Zayani, pada upacara penandatanganan.

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Steven Mnuchin dan penasihat keamanan nasional Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Meir Ben-Shabbat, memimpin delegasi tersebut.

"Hari ini kami membuat langkah formal pertama dalam mendekatkan hubungan antar negara. Kami diterima dengan tangan terbuka, dengan kehangatan dan keramahan," ujarnya.

"Ini merupakan langkah penting dalam stabilitas kawasan dalam membawa kemakmuran bagi semua orang di kawasan dan di negara-negara," kata Mnuchin menambahkan.

Mnuchin dan Ben-Shabbat diterima di Istana Al-Qudaibiya di Manama oleh wakil perdana menteri negara itu.

Sheikh Mohammed bin Mubarak Al-Khalifa mengatakan, normalisasi hubungan antara Bahrain dan Israel menegaskan komitmen Raja Hamad terhadap perdamaian sebagai pilihan strategis di mana stabilitas, kemakmuran, dan perdamaian dapat dicapai di wilayah tersebut.

Sheikh Mohammed menambahkan, normalisasi tersebut akan memastikan keberhasilan upaya penyelesaian masalah Palestina melalui solusi dua negara, resolusi internasional, dan Prakarsa Perdamaian Arab.

Perjanjian Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain telah menandai kemenangan diplomatik untuk pemerintahan Donald Trump dan untuk Netanyahu.

Meski demikian, kesepaktan tersebut menuai kecaman keras dari Palestina, yang sudash lama mengandalkan pendirian Arab yang bersatu bahwa pengakuan Israel harus datang hanya setelah Palestina mencapai negara merdeka mereka sendiri.

Perjanjian tersebut mencerminkan pergeseran Timur Tengah, di mana kekhawatiran bersama tentang Iran dan peluang bisnis telah membayangi masalah Palestina.

Palestina memutuskan hubungan dengan Gedung Putih, menuduhnya tidak adil terhadap Israel. Para pejabat AS pada gilirannya membina hubungan antara Israel dan negara-negara Arab, berharap dapat meningkatkan tekanan pada Palestina untuk mengurangi tuntutan masa lalu dalam pembicaraan damai.

Penerbangan komersial El Al Israel diberi kode 973, anggukan pada kode panggilan internasional untuk Bahrain. Penerbangan El Al mendarat di Bandara Internasional Bahrain pada Minggu sore.

Mesir dan Yordania adalah dua negara Arab lainnya yang menandatangani perjanjian diplomatik dengan Israel, masing-masing pada 1979 dan 1994. (Arab News)

KEYWORD :

Israel Amerika Serikat Bahrain Donald Trump Steven Mnuchin




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :