Sabtu, 27/04/2024 10:38 WIB

Hati-hati, Ini Faktor Penyebab Kanker Payudara Kambuh Lagi

Karena pada dasarnya, kanker payudara tidak akan benar-benar hilang, melainkan hanya berubah menjadi sel-sel tidur (dormant) di dalam aliran darah.

Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Hetty Andika Perkasa (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Kekambuhan menjadi momok menakutkan bagi para survivor atau mantan penyintas kanker payudara. Karena pada dasarnya, kanker payudara tidak akan benar-benar hilang, melainkan hanya berubah menjadi sel-sel tidur (dormant) di dalam aliran darah.

Demikian disampaikan oleh spesialis bedah dan onkologi Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) dr. Agus Sutarman Sp. B (Onk), dalam kegiatan Temu Sapa Virtual Survivor Kanker Payudara-Kartika (SKP-Kartika) bertajuk `Cara Bijak Pasien Kanker Payudara dengan Hidup Sehat di Masa Pandemi Covid-19` pada Senin (12/10).

Kegiatan yang diselenggarakan berkat kerja sama Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) dan Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) itu dihadiri oleh Ketua YKPI Linda Agum Gumelar, Ketua Persit KCK Hetty Andika Perkasa, dewan pembina YKPI, dan ratusan anggota Persit KCK seluruh Indonesia.

"Pada pasien kanker payudara, sel-sel kankernya masih ada di aliran darah, kondisinya sedang tidur (dormant), dalam kondisi tertidur. Dia sewaktui-waktu bisa bangun atau aktif," kata dr. Agus dalam paparannya.

Adapun faktor utama yang menyebabkan kambuhnya kanker payudara ialah imunitas tubuh yang menurun. Dokter bedah onkologi RSPAD itu menjelaskan, imunitas merupakan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virus, mikroorganisme, maupun penyakit dari luar tubuh.

"Kenapa seseorang bisa terinfeksi Covid-19? Karena imunitas menurun. Karena banyak juga yang terpapar Covid-19 tapi tidak bermanifestasi klinis atau tidak menunjukkan gejala sakit, dan tidak ada keluhan. Itu karena imunitas tubuh baik," ujar dr. Agus.

Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan imunitas tubuh menurun, antara lain makanan yang kurang bergizi, kurang beristirahat, hingga kurangnya kemampuan melakukan manajemen stres.

"Jadi, makanan harus bergizi, sehat, diolah dengan baik dengan sehat, tidak lebih, secukupnya. Kalau asupan makanan kurang, maka daya tahan tubuh akan berkurang. Manajemen stres juga perlu dikelola dengan baik," terang dr. Agus.

dr. Agus menambahkan, terdapat dua jenis imunitas di dalam tubuh manusia, yakni imunitas spesifik dan imunitas nonspesifik.

Imunitas spesifik merupakan pertahanan tubuh yang memiliki tugas khusus, atau yang kerap kali disebut antibodi.

"Sedangkan imunitas nonspesifik adalah daya tahan tubuh yang dibawa sejak lahir. Contohnya kulit tubuh, itu juga semacam jaringan imunitas supaya tubuh tidak dimasuki oleh kuman," papar dr. Agus.

Sementara Ketua Persit KCK Hetty Andika Perkasa dalam sambutannya menyampaikan dibentuknya komunitas SKP-Kartika adalah dalam rangka mendapatkan pengetahuan dan informasi valid mengenai kanker payudara.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk edukasi dan sosialisasi mengenai deteksi dini kanker payudara, guna menekan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut.

"Kami memutuskan untuk mempercayakan program pendampingan kanker payudara ini kepada YKPI, dan saya beserta teman-teman di sini mengucapkan terima kasih banyak kepada YKPI yang sudah berkenan," ucap Hetty.

Ketua YKPI Linda Agum Gumelar menyambut positif program pendampingan kanker payudara Persit KCK. Menurut Linda, ini merupakan tantangan tersendiri, karena YKPI belum pernah mendampingi komunitas dalam skala besar.

"Kami menganggap ini sebagai tantangan, karena kami belum pernah mendampingi suatu komunitas sebesar ini terus-menerus bersama mereka. Yang ada, komunitas datang atau mendaftar ke dalam komunitas YKPI," kata Linda.

"Jadi kami langsung membentuk satu tim dengan tujuh orang, tim kecil yang memegang pilot project," sambung Linda.

KEYWORD :

Kanker Payudara Imunitas Daya Tahan Tubuh Agus Sutarman




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :