Selasa, 23/04/2024 21:11 WIB

Ketegangan China-Taiwan Meningkat

Pemerintah kota Kaohsiung di Taiwan selatan mengatakan situs web Kovenan Walikota Global untuk Iklim dan Energi telah mulai mencantumkan kota-kota anggota Taiwan seperti dirinya sebagai bagian dari China.

Bendera Republik Tiongkok diturunkan di kedutaan Taiwan di Honiara, Kepulauan Solomon 17 September 2019 dalam gambar diam ini diambil dari video media sosial. (Yonhap)

Taipei, Jurnas.com - Perselisihan mengenai organisasi internasional yang menyebut Taiwan sebagai orang China berpindah dari konservasi burung liar ke perubahan iklim, setelah aliansi global walikota mulai mencantumkan kota-kota Taiwan sebagai milik China di situsnya.

China meningkatkan tekanan pada kelompok dan perusahaan internasional, tidak peduli seberapa kecil atau tidak jelasnya, untuk menyebut Taiwan yang demokratis sebagai bagian dari China, dengan kemarahan pemerintah Taiwan dan banyak rakyatnya.

Bulan ini badan konservasi burung Taiwan mengatakan dikeluarkan dari kemitraan dengan badan amal satwa liar yang berbasis di Inggris setelah menuntut kelompok Taiwan mengubah nama mereka dan menandatangani dokumen yang menyatakan mereka tidak mendukung kemerdekaan Taiwan.

Pada Sabtu malam 26 September, pemerintah kota Kaohsiung di Taiwan selatan mengatakan situs web Kovenan Walikota Global untuk Iklim dan Energi telah mulai mencantumkan kota-kota anggota Taiwan seperti dirinya sebagai bagian dari China.

Pada hari Minggu, pemerintah Taiwan bereaksi dengan marah.

"Taiwan adalah Taiwan. China adalah China. Taiwan bukanlah kota China. Jika ada penggunaan yang salah, kami pikir ini sangat tidak tepat," kata Perdana Menteri Taiwan, Su Tseng-chang kepada awak media.

"China berharap menjadikan Taiwan bagian darinya di dunia, kota miliknya. Ini tidak sejalan dengan fakta," sambungnya.

Kementerian Luar Negeri Taiwan, mengatakan sudah meminta kelompok itu melakukan koreksi, sementara Walikota Kaohsiung Chen Chi-mai mengatakan kotanya secara global dikenal sebagai Taiwan selatan, bukan sebagai bagian dari China.

Sekretariat Kovenan Global mengatakan dalam email singkat kepada Reuters bahwa mereka "mungkin tidak dapat menanggapi sampai jam kerja dimulai kembali Senin".

Kovenan Global mengatakan misinya adalah untuk "menggalang aksi iklim dan energi di seluruh kota di seluruh dunia", yang mewakili populasi lebih dari 800 juta. Satu-satunya kota di China yang terdaftar sebagai anggotanya adalah Hong Kong.

Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan komentar. (Reuters)

KEYWORD :

Taiwan China Perang Dingin Su Tseng-chang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :