Kamis, 25/04/2024 20:29 WIB

UEA dan Bahrain Teken Abraham Accord dengan Israel di Washington

Abraham Accord berarti dua negara Teluk bergabung dengan Mesir dan Yordania sebagai satu-satunya negara Arab yang memiliki hubungan penuh dengan Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Donald Trump, Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid Al-Zayani, dan Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed melambai dari Balkon Truman di Gedung Putih melambaikan tangan usai menandatangani Kesepakatan Abraham. (AFP)

Washington, Jurnas.com - Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menandatangani perjanjian bersejarah dengan Israel hari ini dalam sebuah upacara yang awasi Donald Trump di Washington.

Dilansir dari Arab News, Abraham Accord berarti dua negara Teluk bergabung dengan Mesir dan Yordania sebagai satu-satunya negara Arab yang memiliki hubungan penuh dengan Israel.

Upacara tersebut dihadiri Menteri Luar Negeri UEA,  Sheikh Abdullah bin Zayed, Menteri Luar Negeri Bahrain, Abdullatif bin Rashid Al-Zayani dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Natanyahu.

Penandatanganan berlangsung di Halaman Selatan Gedung Putih, tempat yang sama di mana para pemimpin Israel dan Palestina menandatangani Persetujuan Oslo pada tahun 1993.

"Saya berdiri di sini hari ini untuk mengulurkan tangan perdamaian dan menerima tangan perdamaian," kata Sheikh Abdullah. "Terima kasih telah memilih perdamaian dan menghentikan aneksasi wilayah Palestina," katanya lagi kepada Netanyahu.

Al-Zayani menggambarkan kesepakatan itu sebagai langkah bersejarah menuju "perdamaian sejati dan abadi". Ia berharap perjanjian itu akan mengarah pada solusi dua negara yang komprehensif dan abadi untuk rakyat Palestina.

Selama upacara penandatanganan, para pihak menandatangani dokumen Abraham Accord, sementara UEA dan Israel menandatangani perjanjian perdamaian, hubungan diplomatik, dan normalisasi penuh. Bahrain juga menandatangani deklarasi perdamaian dengan Israel.

Bulan lalu, UEA mengumumkan telah mencapai kesepakatan dengan Israel untuk menormalisasi hubungan dengan imbalan janji untuk tidak mencaplok sebagian besar wilayah Tepi Barat Palestina yang diduduki.

Kedua negara mengadakan pembicaraan di berbagai bidang kerja sama dan delegasi Israel dan Amerika mengunjungi Abu Dhabi pada 31 Agustus. Kelompok tersebut, termasuk penasihat Trump Jared Kushner, tiba dalam penerbangan komersial pertama dari Israel ke UEA.

Trump yang membuka upacara tersebut memuji para pemimpin Israel, UEA, dan Bahrain karena mencapai kesepakatan yang katanya akan berfungsi sebagai dasar untuk perdamaian yang komprehensif di seluruh wilayah.

"Setelah beberapa dekade perpecahan dan konflik, kami menandai awal Timur Tengah baru. Kami di sini siang ini untuk mengubah arah sejarah," kata Trump yang sebelumnya mengatakan, lima atau enam negara lagi siap membuka hubungan dengan Israel.

Sementara itu Netanyahu menyebut hari itu sebagai poros sejarah yang menandai fajar baru perdamaian.

"Pada akhirnya itu bisa mengakhiri konflik Arab-Israel untuk selamanya," kata Netanyahu pada acara yang dihadiri 700 orang termasuk mantan duta besar AS untuk PBB, Nikki Haley dan mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair.

KEYWORD :

Uni Emirat Arab Bahrain Abraham Accord Amerika Serikat Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :