Sabtu, 20/04/2024 09:34 WIB

Israel Resmi "Lockdown" Tiga Pekan!

Israel mengumumkan akan memberlakukan penguncian nasional (lockdown) selama tiga pekan, sebagai upaya membendung peningkatkan infeksi Covid-19.

Petugas medis Israel (foto: Middleeast)

Tel Aviv, Jurnas.com - Pemerintah Israel mengumumkan akan memberlakukan penguncian nasional (lockdown) selama tiga pekan, sebagai upaya membendung peningkatkan infeksi Covid-19.

Penguncian nasional yang mulai berlaku pada Jumat mendatang itu menjadikan Israel sebagai negara ekonomi maju pertama yang mengambil tindakan drastis, demi mencegah adanya gelombang kedua Covid-19.

Israel pada awalnya dipuji secara luas karena mengekang penyebaran Covid-19 dengan memberlakukan penguncian yang ketat pada Maret lalu.

Namun kondisinya berubah, setelah negara tersebut kini menjadi yang kedua tertinggi di dunia untuk tingkat infeksi virus corona per kapita, setelah Bahrain.

"Kabinet telah menyetujui rencana (penguncian) yang ketat selama tiga minggu, dengan opsi diperpanjan," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dikutip dari AFP pada Senin (14/9).

"Tujuan kami adalah menghentikan peningkatan, mengurangi penularan, yang telah melewati ambang 4.000 kasus baru sehari," tambahnya.

Penguncian akan dimulai dari 11.00 GMT pada Jumat nanti, hanya beberapa jam sebelum dimulainya Tahun Baru Yahudi dan Hari Libur Tinggi, yang juga termasuk Hari Pendamaian dan Sukkot.

Pengumuman itu datang meskipun ada penolakan dari kalangan ultra-Ortodoks di pemerintahan, atas kebijakan lockdown selama liburan.

Berdasarkan pedoman penguncian, yang masih harus diselesaikan, pertemuan di dalam ruangan akan dibatasi hingga 10 orang dan pertemuan di luar ruangan hingga 20, yang berarti doa di sinagog akan sangat terpengaruh.

Restoran ditutup untuk makan di tempat dan pergerakan akan dibatasi hingga 500 meter (1.650 kaki) dari rumah seseorang.

"Saya tahu langkah-langkah ini akan memberikan harga yang mahal bagi kita semua," ujar Netanyahu.

"Ini bukan waktu liburan yang biasa kita lakukan, kita pasti tidak akan bisa merayakannya dengan keluarga besar kita," sambung dia.

Sebelumnya, Menteri Perumahan Yaakov Litzman dari partai Ultra-Ortodoks Yudaisme Torah Bersatu mengundurkan diri, sebagai protes atas waktu penguncian yang menurutnya merupakan penghinaan terhadap orang-orang Yahudi Israel.

"Ini adalah ketidakadilan dan pengabaian terhadap ratusan ribu warga, ultra-Ortodoks, religius dan tradisional," tutur Litzman.

Terlepas dari keberhasilan awal dalam membendung penyebaran virus, protes kin telah pecah ketika kasus-kasus meningkat dan penanganan pandemi dipertanyakan.

Untuk diketahui, Israel yang memiliki populasi sekitar sembilan juta jiwa, telah mencatat 155.604 kasus Covid-19, termasuk 1.119 kematian.

KEYWORD :

Israel Lockdown Dampak Covid-19 Penguncian Nasional




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :