Kamis, 18/04/2024 08:23 WIB

Tingkatkan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi Minta Penyuluh Melek Teknologi

Tujuan Kostratani adalah pemenuhan sarana, prasarana, kelembagaan, kapasitas SDM Pertanian dan penyelenggaraan pembangunan pertanian di kecamatan berbasis teknologi informasi.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi saat meresmikan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Gunung Sugih Lampung Tengah menjadi BPP Model Kostratani, Kamis (3/9).

Lampung Tengah, Jurnas – Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) akan melakukan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab, kesuksesan pembangunan pertanian diawali dari kualitas sumber daya manusianya.

Demikian kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan), Dedi Nursyamsi saat meresmikan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Gunung Sugih Lampung Tengah menjadi BPP Model Kostratani, Kamis (3/9).

Kostratani merupakan program pembangunan pertanian yang memberdayaan seluruh sumberdaya manusia pertanian di tingkat kecamatan. Terutama dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan pertanian dengan cara mengoptimalikan tugas, fungsi dan peran BPP.

Tujuan Kostratani adalah pemenuhan sarana, prasarana, kelembagaan, kapasitas SDM Pertanian dan penyelenggaraan pembangunan pertanian di kecamatan berbasis teknologi informasi.

Pada kesempatan tersebut, Dedi menekankan, keberhasilan pembangunan pertanian dimulai dari kualitas penyuluhnya. Karena itu, penyuluh mesti pintar, update dan melek teknologi dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan merubah sikap petani.

"Penyuluh adalah otak petani. Artinya, apa yang dilakukan oleh petanianya, tidak jauh dari apa yang disampaikan oleh penyuluhnya," tegas Dedi.

Untuk meningkatkan kapasitas penyuluh pertanian, Dedi memperkenalkan Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung, yang tugasnya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pertanian.

Dedi juga menyampaikan apresiasinya kepada BPP Gunung Sugih yang telah melaksanakan fungsi kostratani. "Saya tidak salah memilih BPP Gunung Sugih sebagai BPP Kostratani," ujar Dedi sebelum meresmikan BPP Gunung Sugih sebagai Model Kostratani.

Apresiasi itu disampaikan lantaran produktivitas padi di Gunung Sugih mencapai 7,2 ton per hektare, dimana produktivitas rata-rata sekarang adalah 5,2 ton per hektare.

Dedi juga mencanangkan BPP Gunung Sugih akan menjadi BPP Gunung Sugih menjadi Model BPP Kostratani yang menjadi contoh dan teladan bagi BPP lainnya di Kabupaten Lampung Tengah bahkan di Provinsi Lampung.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Dedi kembali menegaskan bahwa kedatangannya adalah untuk membangun pertanian melalui Program Kementan, yaitu Kostratani.

Ia mengatakan, sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo  bahwa Kostratani dibuat untuk menggerakkan pembangunan pertanian di tingkat kecamatan.

“BPP Kostratani mempunyai fungsi sebagai pusat data dan informasi pertanian. Semua data dan informasi itu akan terhubung dengan Agriculture War Room (AWR) di Kementan. Dengan demikian kita bisa memantau perkembangan pertanian di daerah," ujarnya.

Peresmian BPP Model Kostratani di Kecamatan Gunung Sugih disaksikan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Lampung Tengah, Camat Gunung Sugih, Kepala Bapeltan Lampung, Kepala BPTP Lampung.

Hadir juga Petugas Pendamping dari Balai Karantina Pertanian Lampung, Koordinator Penyuluh dan Kepala BPP Gunung Sugih, seluruh penyuluh dan pejabat fungsional di BPP Gunung Sugih, beberapa anggota kelompoktani dan Gapoktan, perwakilan Petani Milenial serta perwakilan dari Kelompok Wanita Tani (KWT).

KEYWORD :

Kostratani Kementan Dedi Nursyamsi Gunung Sugih Lampung Tengah BPP Model Kostratani




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :