Jum'at, 26/04/2024 11:20 WIB

Tips Bermental Baja di Tengah Pandemi bagi Penyintas Kanker

Pandemi Covid-19 di seluruh dunia menyisakan problem kesehatan mental yang serius bagi masyarakat, terutama para pasien dan penyintas kanker.

Psikolog Klinis Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Kanker Dharmais Nelly Hursepuny, M.Psi (Foto: Muti/Jurnas)

Jakarta, Jurnas.com - Pandemi Covid-19 di seluruh dunia menyisakan problem kesehatan mental yang serius bagi masyarakat, terutama para pasien dan penyintas kanker.

Psikolog Klinis Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Kanker Dharmais Nelly Hursepuny, M.Psi mengatakan, ketidakpastian pandemi memunculkan masalah psikis seperti stres, terbebani dan mudah marah, juga gelisah, yang pada akhirnya memicu penurunan sistem imun, hingga gejala vegetatif.

"Juga muncul efek nyeri dan sakit kepala, yang bisa menimbulkan orang sulit tidur. Atau beberapa orang juga mengalami gangguan dalam pola makannya, tidak nafsu makan, ataupun kalau memang tidak nafsu makan seja dulu, tetapi kali ini tidak seperti biasanya," kata Nelly dalam serial webinar YKPI bertema `Ketahan Mental Pasien dan Penyintas Kanker Payudara di Masa Pandemi Covid-19` pada Jumat (14/8).

Karena itu, lanjut Nelly, penting bagi pasien maupun penyintas kanker payudara untuk memiliki ketahanan mental. Dijelaskan Nelly, ketahanan mental merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk bangkit dari kondisi terpuruk.

"Ibarat bola yang ketika kita lemparkan ke tanah, dia akan terpental kembali ke atas. Saat manusia atau seseorang dalam kondisi fisik dan psikis, sosial, ekonomi maupun spiritualnya terpuruk, namun dengan resiliensi atau ketahanan mental mereka akan berhasil bangkit," jelas Nelly.

Lalu, apa yang membentuk ketahanan mental? Pertama `I Am` atau kekuatan individu yang terbentuk dari dalam diri sendiri, seperti perasaan empati, kepedulian terhadap sesama, maupun perasaan bangga dengan apa yang telah dicapai.

"Ini perlu dipertahankan, karena kalau saya bisa mengatakan saya bangga telah mencapai semua ini, berarti saya telah menjalani rangkaian pengobatan yang panjang, yang kemudian saya mampu bertahan hidup," ujar Nelly.

Kedua ialah `I Have`. Artinya, dukungan eksternal yang didapatkan dari lingkungan sekitar, seperti keluarga, teman, kolega, dan sanak saudara.

Selanjutnya, tambah Nelly lagi, ialah `I Can`, yang berarti kemampuan untuk berkomunikasi memecahkan masalah, dan mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan baik.

"Jadi kemampuan bagaimana kita berkomunikasi, seperti apa sih kira-kira kita bisa membantu dengan kata-kata dukungan," papar Nelly.

Dalam paparannya, psikolog yang juga pengurus YKPI itu membagikan tujuh tips untuk melatih ketahanan mental di masa pandemi, yakni:

1. Memiliki efikasi diri yang baik

Meyakini bahwa seseorang memiliki kemampuan dalam mengatasi situasi sulit, dengan melihat kelebihan-kelebihan yang dimilikinya

2. Melatih regulasi emosi

Melatih untuk tetap tenang dan menjaga fokus pikiran, meski di bawah kondisi yang menekan

3. Pengendalian impuls

Mengenali keinginan dan dorongan dalam diri, dan belajar mengendalikan keinginan itu sebelum membuat keputusan

4. Optimistis

Berpikir dan berpandangan positif dalam situasi apapun

5. Bersikap empati

Cepat tanggap dalam merespons kondisi orang lain

6. Memperkuat relasi

Meningkatkan kedekatan dan relasi bersama keluarga, teman, komunitas, dengan melakukan pertemuan daring

7. Belajar beradaptasi

Menerima perubahan yang terjadi sebagai bagian dari kehidupan

KEYWORD :

Kanker Payudara Kesehatan Mental YKPI




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :