Kamis, 25/04/2024 15:38 WIB

Berkat Kostratani, KWT Pandeglang Olah Talas Jadi Brownies

Di beberapa daerah di Indonesia, umbi-umbian termasuk talas merupakan bahan makanan tambahan atau makanan pengganti saat musim paceklik tiba.

Kelompok Wanita Tani (KWT) di Pandeglan olah talas jadi brownies. (Foto: BPPSMDP)

 

Pandeglang, Jurnas.com – Kostratani di Pandeglang, Banten, gencarkan diversifikasi pangan lokal dengan mengajak Kelompok Wanita Tani (KWT)  mengolah talas menjadi brownies. Kandungan karbohidrat dalam talas yang cukup tinggi, bisa dijadikan makanan menggantikan nasi.

 

Di Pandeglang, umbi talas pada umumnya biasa diolah sebagai sajian sederhana di kukus, di goreng di jadikan sebagai perkedel atau dibuat menjadi sajian gulai talas yang lezat. Di beberapa daerah di Indonesia, umbi-umbian termasuk talas merupakan bahan makanan tambahan atau makanan pengganti saat musim paceklik tiba.

Dalam perkembangnya, umbi talas tidak hanya diolah sebagai talas segar. Tetapi juga dikreasikan menjadi tepung talas.yang kemudian dapat diolah menjadi beragam kudapan yang enak dan lezat. Mulai dari aneka cake dan kue tradisional hingga aneka kudapan kekinian

Brownies Talas Beneng merupakan salah satu kudapan kekinian dari talas yang sekarang populer di Kabupaten Pandeglang. Hasil olahan tanaman yang daunnya seringkali dijadikan pelindung saat hujan ini kini sudah dikenal sebagai oleh-oleh dari Pandeglang.

"Talas Beneng terus dikembangkan di kabupaten Pandeglang dan sudah diakui secara nasional sebagai varietas lokal punya pandeglang, jadi kami coba kembangkan brownies dari bahan dasar talas ini," tutur Koordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Cipeucang Kabupaten Pandeglang, Yoyoh Rachmatunnisa.

Yoyoh mengembangkan inovasi pengolahan talas beneng menjadi brownies talas beneng dengan menggandeng Kelompok Wanita tani (KWT) diwilayah binaannya sejak  2018.

"Para ibu yang tergabung di KWT lah yang memproduksi brownies ini. Awalnya produksi by order atau berdasarkan pesanan karena UKM dan KWT belum mempunyai outlet," ujar Yoyoh.

Yoyoh menambahkan, tak kurang dari 100 pieces brownies talas beneng berhasil dipasarkan setiap hari dengan banderol harga 30,000 rupiah per box.

Brownies pada umumnya terbuat dari tepung terigu. Sementara brownis talas beneng sedikit berbeda, brownies beneng ini tidak menggunakan bahan tersebut, melainkan berbahan dasar talas beneng. Sehingga brownies talas beneng mempunyai tekstur yang lembut saat dikonsumsi.

"Dari tampilan, brownies beneng tidak banyak berbeda. Yang berbeda adalah komposisi bahannya," terangnya.

Untuk varian rasa, ia mengatakan ada empat rasa yakni Keju, choco chips, rice choco, dan kombinasi yang semuanya sudah mendapat sertifikat halal MUI dan PIRT dari Dinas Kesehatan setempat.

Untuk lebih mengembangkan produksi, ia bersama anggota KWT rajin mengikuti pameran atau kegiatan yang berhubungan dengan promosi pangan lokal,baik tingkat kabupaten, provinsi,maupun nasional. Promosipun dilakukan dengan memanfaatkan media sosial seperti facebook, instagram,dan whatsapp.

"Pihak instansi seperti Dinas pertanian maupun dinas ketahanan pangan kabupaten pun kerap ikut mempromosikan olahan pangan lokal merk ‘Rhino cake’ dengan brownies talas benengnya," ucapnya.

Pada beberapa kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kostratani harus bisa berperan maksimal untuk menggali potensi pertanian.

"Dalam Kostratani ada penyuluh yang menjadi tokoh penggerak utama pembangunan pertanian. Peran penyuluh Kostratani sangat penting. Untuk itu mereka harus terus berada di lapangan untuk mendampingi petani dan memastikan pertanian dan produksi terus berlangsung," ujar Syahrul.

Ia menambahkan, penyuluh pertanian yang handal dan profesional pada era 4.0, harus dapat melaksanakan fungsi penyuluh pertanian terutama untuk transfer teknologi (technology transfer).

"Penyuluh harus berperan dalam mentranformasikan inovasi-inovasi baru dalam bidang pertanian baik itu di bidang teknis, sosial maupun ekonomi kepada petani ataupun sesama profesi dalam mewujudkan pertanian yang tangguh dan unggul," katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menekankan, dengan Kostratani penyuluh harus bisa menjadi sumber informasi bagi petani tentang pembangunan pertanian di Indonesia baik itu makro maupun mikro.

"Penyuluh juga dituntut menjadi penasehat (advisor work) yang dapat mengarahkan dinamika perorangan atau kelompok sehingga tercapai perubahan Perilaku, Sikap dan Keterampilan (PSK) petani menuju kemampuan petani dan kelompok tani yang lebih baik yaitu better farming, better business, better income, better living, and better environmental," ujarnya.

KEYWORD :

Kostratani Pandeglang Dedi Nursyamsi Brownies Talas




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :