Selasa, 16/04/2024 17:56 WIB

Syahrul: Sudah Saatnya Komoditas Hortikultura Jadi Jawara Pangan

Pendekatan online system adalah sebuah keharusan, terutama pada saat memasuki era new normal.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo bersama Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto. (Foto: Kementan)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak seluruh masyarakat dan insan pertanian terus menggunakan pendekatan digital sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan produksi pertanian.

Menurut mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu pendekatan online system adalah sebuah keharusan, terutama pada saat memasuki era new normal.

"Dulu untuk bisa mengetahui informasi-informasi di daerah perlu berhari-hari. Namun sekarang kita sudah mempunyai fasilitasnya," kata Mentan saat berdialog dengan peserta Rapat Koordinasi Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura se-Indonesia di Horticulture War Room, Jumat (17/7).

Ia mengatakan, online system dapat dimanfaatkan untuk memperoleh ilmu dalam mengembangkan tanaman hortikultura yang jauh lebih baik. Oleh karena itu, Mentan meminta setiap daerah harus sudah siap dengan oline sistem dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.

"Saya meminta jajaran Hortikultura turun langsung membantu masyarakat supaya sejahtera. Kita harus berkontribusi secara vertikal dan horizontal. Ajarkan masyarakat bagaimana cara membudidayakan tanaman mahal, (memiliki nilai ekonomi tinggi)" katanya.

Ia menambahkan, subsektor Hortikultura adalah salah satu subsektor pertanian yang memiliki banyak kelebihan. Hortikukultura, kata Mentan punya buah tropis, sayuran tropis, dan tanaman tropis serta ragam tanaman obat yang tidak dimiliki oleh semua negara.

Perlu diketahui, buah-buahan dan sayuran asal Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini dibuktikan dengan konsistensi perkembangan ekspor pertanian yang terus diperlihatkan secara bulanan.

"Ini adalah era yang penuh dengan berkah dan saya sangat bahagia apabila setiap daerah bisa menerapkannya. "Tunggu saya di daerah kalian karena saya selalu turun ke lapangan untuk mengecek," tegasnya.

Dalam kesempatan berdiskusi dengan para ASN lingkup Ditjen Hortikultura, Syahrul menyampaikan, sudah saatnya komoditas hortikultura menjadi jawara pangan, dimana pada masa Pandemi COVID -19 ini semua orang butuh asupan sayur, buah dan tanaman obat dan ini menunjukkan pasar hortikultura tidak akan putus hingga akhir jaman.

"Hortikultura adalah komoditas andalan Indonesia. Mulai tahun depan, buah dan sayuran kita tidak boleh kalah dari produk luar negeri. Selain itu harus bermuara pada ekspor selain harus bermanfaat bagi masyarakat, Indonesia," ujar Syahrul

Sebagai konsekuensinya, Mentan meminta agar volume impor tahun depan harus lebih kecil dari ekspor. Hal ini dikarenakan ruang ekspor terus berkembang sepanjang masa.

“Saya mau ada 1000 titik pengembangab buah, 1000 titik pengembangan sayur. Ini artinya ada 1000 desa, juga berharap ada 1000 petani milenial yang turur berkontribusi mengembangkan hortikultura,” paparnya.

Mentan juga mengajak jajarannya untuk menjadikan komoditas hortikultura sebagai solusi pemberdayaan masyarakat yang terdampak PHK. "Gunakan segala potensi yang dimiliki untuk pengembangan hortikultura", tegasnya.

“Misalnya florikultura, komoditas ini bahkan bisa memiliki prospek pasar ekspor luar negeri. "Bisa pinjam di bank melalui fasilitas KUR. Bisnis ini ada untungnya. Istilahnya sekarang itu, kalau tidak mau berubah, lebih baik mundur,” ucap Mentan menyemangati.

"Sekarang ini, tanaman obat yang menjadi bagian dari tanggungjawab Ditjenhorti menjadi andalan untuk menjaga kesehatan. Ada banyak deretan tanaman obat seperti jahe dan kunyit yang bisa dijadikan obat COVID. Buah-buahan juga banyak lagi jenisnya.

“Lemon dikasih madu, untuk jaga vitalitas tubuh. Saya bahkan minum setiap hari. Lihat ini semua, negara membutuhkan kalian,” jelas Mentan.

Mentan meneruskan bahwa hortikultura menjadi fokus kinerja Presiden Jokowi. Humbang Hasundutan (Humbahas) adalah salah satu lokasi pengembangan super prioritas pertanian (food estate) yang diminta oleh Presiden Jokowi untuk dikembangkan di wilayah Sumatera. Setidaknya terdapat 1000 hektare lahan di atas ketinggian 1200 mdpl yang sedang difokuskan untuk pengembangan bawang putih, kentang industri dan aneka komoditas hortikultura lainnya. Pola budidayanya juga menggunakan mekanisasi pertanian modern.

"Satu hektar tanam kentang bisa menghasilkan keuntungan Rp 200 juta. Masa tanamnya juga cepat di sana. Usia 70 hari bisa panen. Lokasi ini adalah program khusus Presiden Jokowi sehingga perawatannya sangat maksimal dan melibatkan seluruh jajaran eselon I," ujarnya.

Menyambut penjelasan Mentan, Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto juga menyebutkan bahwa dari total lahan 1000 hektare tersebut sudah ada mitra agroindustri tanah air yang sskaligus diharaokan sebagai offtaker. Antara lain PT Wings Food, Indofood, Green Giant Peneaple, dan PT CHAMP.

"Tidak hanya di Humbahas, kami juga tengah mengembangkan food estate di Kalimantan Tengah untuk komoditas jeruk dan durian termasuk bantuan pasca panen hortikultura,” ujar Anton, sapaan akrabnya.

Selanjutnya Mentan juga mengingatkan, dalam hal percepatan ini, teknologi juga turut menjadi faktor keberhasilan. Tidak boleh ada kata lamban, semua bekerja dengan cepat dan terhubung satu dengan yang lainnnya.

"Jika jaman dulu laporan secara manual, maka sekarang serba online. Manual mulai ditinggalkan. Online sistem sebagai tuntutan baru. Kebetulan COVID memacu hal ini. Bertemu relasi juga tidak perlu jauh-jauh, cukup online,” ucapnya.

Selain itu pola budidaya juga perlu ditingkatkan dengan penemuan-penemuan budidaya yang terbarukan dan mutakhir. Dirinya mengharapkan komoditas hortikultura Indonesia menjadi yang terdepan di antara bangsa-bangsa yang lain. 

KEYWORD :

Komoditas Hortikultura Jawara Pangan Ditjen Hortikultura




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :