Kamis, 25/04/2024 21:10 WIB

Banyak Diburu, Viagra Himalaya Terancam Punah

Ophiocordyceps sinensis, jamur termahal di dunia, hanya tumbuh di Dataran Tinggi Tibet di mana tumbuhan tersebut menjadi sumber pendapatan utama bagi warga lokal.

Warga lokal mencari jamur langka di Dataran Tinggi Tibet (Foto: Kyle Knight/AFP)

Nepal, Jurnas.com - Sebuah jamur parasit yang menjadi bahan utama pembuatan obat ketahanan seksual, Viagra Himalaya, kini terancam punah karena perburuan yang tidak terkendala.

Ophiocordyceps sinensis, jamur termahal di dunia, hanya tumbuh di Dataran Tinggi Tibet di mana tumbuhan tersebut menjadi sumber pendapatan utama bagi warga lokal.

Dikutip dari AFP pada Kamis (9/7), sejak dianggap sebagai tonik kesehatan dan afrodisiak dalam pengobatan tradisional China selama berabad-abad, permintaan melonjak sejak 1990-an.

Pemanenan berlebihan telah memangkas populasi setidaknya 30 persen dalam 15 tahun terakhir, menurut data Uni Internasional untuk Konservasi Alam. Jamur itu kini terdaftar dalam kategori "rentan" terhadap kepunahan, dalam direktori spesies hewan dan tumbuhan yang terancam punah.

"Ini adalah salah satu dari sedikit kasus yang didokumentasikan dari jamur yang diancam oleh panen berlebihan," kata Gregory Mueller, yang mengepalai Komite Konservasi Jamur IUCN.

Dia mengatakan perlu ada program panen berkelanjutan untuk melindungi jamur, dan masyarakat yang bergantung pada tumbuhan tersebut untuk pendapatan mereka.

Ophiocordyceps sinensis juga dikenal sebagai Caterpillar Fungus, atau Yarchagumba, yang berarti "tanaman musim panas, serangga musim dingin" di Tibet.

Jamur ini hanya ditemukan di padang rumput di atas 3.500 meter (11.550 kaki), dan terbentuk ketika jamur bersarang di ulat bulu sebelum perlahan membunuh inangnya.

Untuk tumbuh, diperlukan iklim khusus dengan suhu musim dingin di bawah titik beku, tetapi tanah tidak beku secara permanen.

Diketahui, memanen jamur berbentuk kerucut itu sangat menguntungkan. Setiap musim semi di Nepal, rumah-rumah dan sekolah-sekolah kosong karena ribuan penduduk desa menempuh jalan terjang menuju pegunungan untuk mengambilnya.

Tetapi tahun ini, Kathmandu melarang perjalanan tahunan untuk memanen jamur selama pandemi Covid-19.

Belum ada penelitian definitif yang diterbitkan yang membuktikan khasiatnya, tetapi herbalis China percaya bahwa jamur itu meningkatkan kinerja seksual, oleh karenanya dijuluki "Viagra Himalaya".

Dengan mendidihkan jamur tersebut dalam air untuk dibuat teh, atau ditambahkan ke sup dan semur, dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari kelelahan, kanker, hingga masalah ginjal dan paru-paru.

KEYWORD :

Viagra Himalaya Jamur Langka Ancaman Punah




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :