Sabtu, 20/04/2024 17:08 WIB

Ketua YAICI: SKM adalah Gula Beraroma Susu

Satu gelas SKM sama dengan mengonsumsi 5 - 9 sendok gula.

SKM tidak cocok untuk anak di bawah usia 3 tahun (Foto: Istock)

Jakarta, Jurnas.com - Ketua Harian YAICI Arif Hidayat menyayangkan banyaknya Susu Kental Manis (SKM) yang disisipkan ke dalam bantuan sosial selama wabah pandemi covid-19 melanda tanah air.

"Di era pandemi covid-19 ini juga banyak yang menyisipkan SKM pada sembako bantuan pemerintah yang makin menyesatkan persepsi masyarakat," kata Arif dalam webinar bertajuk Lindungi Anak Indonesia dari Stunting di Masa Pandemi Covid-19, Senin (22/6).

Menurut Arif, penyebaran SKM di tengah masyarakat berpotensi berakibat fatal apabila sampai dikonsumsi oleh anak-anak. SKM, kata Arif, tak baik untuk anak-anak karena kandungan gulanya yang sangat tinggi.

"Kenyataannya, satu gelas SKM sama dengan mengonsumsi 5 - 9 sendok gula. Namun masih banyak orang tua yang tidak mengetahui bahwa SKM adalah gula yang beraroma susu," ungkapnya.

Arif menegaskan bahwa 50 % kandungan dalam SKM merupakan gula yang jika dikonsumsi berlebihan oleh anak dapat menyebabkan permasalahan gizi yang serius.

"Dilihat dari sisi medis, perlu dipahami bahwa mengonsumsi gula berlebihan sejak kecil dapat memengaruhi kondisi kesehatan anak di masa depan," ujarnya.

Lebih lanjut, Arif mengungkapkan hasil survei YAICI pada 2018, dimana 97% orangtua di Kendari, Sulawesi Tenggara dan 79% orangtua di Batam, Kepulauan Riau, masih beranggapan bahwa SKM merupakan susu yang bergizi dan harus dikonsumsi anak setiap hari.

"Beberapa penyakit kronis bisa dipicu oleh kebiasaan mengonsumsi banyak gula ini, salah satunya adalah penyakit diabetes," tambahnya.

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

Penyakit ini dapat memicu komplikasi menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, saraf, dan organ tubuh lainnya, seperti ginjal dan hati.

Bila jika terus dibiarkan tak sedikit pasien diabetes yang berujung meninggal dunia. Untuk itu, sebagai orangtua yang bijak penting untuk mengetahui dan paham akan kandungan gizi dari SKM ini.

Mengenai hal tersebut, Dirjen Gizi Kemenkes RI, Dr. Dhian Dipo juga sempat menegaskan bahwa susu kental manis bukan untuk balita maupun bayi.

Menurut Dahian, susu kental manis justru memiliki kandungan gula yang terlalu tinggi dan sangat membahayakan jika dikonsumsi bayi dan anak-anak.

“Jadi saya mengingatkan, kalau nanti ada bantuan sosial yang terdapat di dalamnya makanan instan seperti SKM, itu bukan untuk balita. SKM itu juga bukan sesuatu yang baik untuk diminum tunggal seperti buat minuman yang hanya isinya susu saja, itu tidak bisa," tandasnya.

KEYWORD :

Susu Kental Manis Kesehatan Anak Resiko Stunting




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :