Jum'at, 19/04/2024 17:39 WIB

Dongkrak Ekspor Hortikultura, Kementan Siapkan 40 Unit CAC

Digitalisasi rantai pasok merupakan kunci untuk membangun daya tahan dan efisiensi rantai pasok produk hortikultura agar tetap mampu bersaing dengan negara lain.

Cold Storage. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Direktorat Jenderal Hortikultura (Ditjen Hortikultura), Kementerian Pertanian (Kementan) akan menyediakan 40 unit rantai beku (cold chain) untuk menjaga kesegaran produk pangan, khususnya hortikultura.

Demikian kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Ditjen Hortikultura, Bambang Sugiharto, pada Diskusi "Tantangan dan Peluang Pengembangan Rantai Beku Komoditas Hortikultura" yang dihelat Kelompok Studi Ilmiah Pangan Institute melalui webinarSabtu, (20/6).

Menurut Bambang, digitalisasi rantai pasok merupakan kunci untuk membangun daya tahan dan efisiensi rantai pasok produk hortikultura agar tetap mampu bersaing dengan negara lain.

"Kita butuh penanganan paska panen hortikultura yang lebih baik, higienis, dan menjamin kesegaran produk sehingga mampu bersaing lebih advance," ujar Bambang.

"Salah satu kebijakan Kementan saat ini adalah pengembangan rantai beku, anggaran sudah turun dan akan ada pengadaaan rantai dingin sebanyak 40 unit Control Atmoshphere Cold Storage (CAC)," tambahnya.

Bambang menjelaskan, Indonesia secara geografis diuntungkan sebagai negara tropis dan mampu menghasilkan produk hortikultura sangat Melimpah. Saat ini tercatat Indonesia sebagai produsen buah dan sayur nomor tiga terbesar di dunia.

Namun tantangannya adalah susut produk hortikultura tinggi, rata-rata 50% setelah panen, besarnya susut ini akan berpengaruh pada margin dan daya serap konsumen.

"Strategi utamanya adalah rantai beku, ini pentin untuk mempertahankan kualitas produk pangan hortikultura. Selain itu, kita juga sudah lalukan beberapa program" kata Bambang.

Pertama, pengembangan paska panen yang dilengkapi dengan sarana seperti keranjang panen, precooling, sortasi, timbangan, sarana pengemasan dan pengangkutan.

Kedua, revitalisasi sub terminal agribisnis melalui cold storage, sarana pengemasan, pemasaran online, dan pengangkutan berpendingin. "Terakhir optimalisasi pasar tani dengan kelengkapan cold storage, showcase dan pemasaran daring," jelasnya.

Ketua LPPM dan Dosen Teknik Petanian Universitas Andalas, Muhammad Makky berpendapat, sistem rantai beku untuk komoditas hortikutura memungkinkan umur simpan yang lebih lama, sehingga kehilangan produk yang bernilai ekonomi dikurangi.

"Rantai beku yang ada saat ini hanya di tiga titik, yaitu pedagang besar, grosir, eksportir dan agen. Sedangkan Produsen hortikultura umunya berskala kecil dan tidak memiliki kemampuan finansial untuk menerapkan rantai beku," kata Makky.

Ia menambahkan, pada aspek teknis, kecepatan proses pembekuan produk dan suhu penyimpanan khususnya pada transportasi belum standar, akibatnya, kualitas produk yang disimpan menurun dan kalah bersaing karena biaya simpan tinggi.

"Ini bisa kita atasi dengan teknologi deep freeze yang memiliki keunggulan dari segi biaya dan kualitas suhu penyimpanannya. Kuncinya saat ini ialah cold chain yang mampu mempertahankan kualitas produk lebih bagus, serta memiliki rantai digital, yang mampu dilacak kualitas, waktu, dan distribusinya," jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Jendel Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam beberapa kesempatan menyatakan bahwa sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk peningkatan kualitas paska panen dan pemasaran, pihaknya telah lakukan lima strategi.

"Pertama peningkatan diplomasi perdagangan, promosi, investasi, dan ekspor. Kedua, peningkatan sertifikasi Good Agroicultural Practice (GAP), Ketiga, Good Handling Practices (GHP), serta organik. Keempat, pengembangan kemitraan usaha, dan Kelima peningkatan registras lahan usaha serta packing house," kata Prihasto.

Dengan adanya cold chain, Kementan yakin kualitas produk hortikultura yang dihasilkan dapat meningkat, mampu bersaing dengan negara lain, dan meningkatkan ekspor.

KEYWORD :

Rantai Beku Ekspor Hortikultura Prihasto Setyanto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :