Jum'at, 19/04/2024 05:02 WIB

Dirjen Prihasto Siapkan Skenario Hadapi Musim Kemarau

Dampak yang biasanya dirasakan petani antara lain kemungkinan penurunan hasil panen

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyantot. (Foto: Humas Horti)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan sejumlah skenario menghadapi musim kemarau, terutama terkait komoditas strategis hortikultura.

 

Direktur Jenderal Hortikiultura, Prihasto Setyanto mengungkapkan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah antisipasi terkait terjadinya kemarau panjang sebagai dampak dari perubahan iklim ekstrem.

"Selain menyebabkan berkurangnya ketersediaan air, kemarau panjang juga dapat meningkatkan dan mengubah pola perilaku hama. Kondisinya, hama yang menjadi lebih resisten dan ganas," ujar Prihasto dalam keterangannya, Jumat (12/6).

Prihasto mengungkapkan, dampak yang biasanya dirasakan petani antara lain kemungkinan penurunan hasil panen. Hal ini disebabkan meningkatnya serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) terutama hama.

"Selain itu terjadi peningkatan risiko gagal panen dan penurunan pendapatan petani," sambungnya.

Prihasto mengatakan, potensi musim kemarau ekstrem harus diwaspadai dan diantisipasi sejak dini. Petani dapat menyiapkan teknologi pengairan seperti infrastruktur panen air hujan seperti embung kecil, dam parit, long storage, sumur dangkal.

"Di samping itu dipersiapkan juga teknologi hemat air seperti sumur dangkal/ sumur renteng, irigasi tetes/ drip, irigasi curah/sprinkle, pompa air tenaga surya, tirta mini dan tirta midi," ujar Prihasto.

Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf menambahkan, pengelolaan OPT secara pre-emptif perlu dilakukan sejak awal. Tepatnya sebelum tanam untuk mewaspadai dan mencegah terjadinya serangan OPT.

"Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan varietas benih yang sehat bermutu bebas OPT, solarisasi tanah, pemasangan perangkap hama seperti likat kuning, likat biru dan putih, perangkap lampu dan feromon sex sebagai antisipasi dan monitoring," ujar Sri.

"Dengan demikian sebelum serangga hama dewasa meletakkan telur-telurnya pada tanaman budidaya dapat terpantau dan dikendalikan," tambahnya.

Antisipasi serangan OPT, lanjut Sri, bisa melalui pengendalian pre-emptif ini dilakukan secara ramah lingkungan. "Dengan demikian selain dapat mencegah terjadinya ledakan serangan OPT hama juga dapat meningkatkan kualitas dari hasil tanaman budidaya itu sendiri," kata Sri.

KEYWORD :

Prihasto Setyanto Ditjen Hortikultura Komoditas Hortikultura




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :