Sabtu, 20/04/2024 20:57 WIB

Syahrul Pastikan Sektor Pertanian Lebih Maju di Masa New Normal

Pemerintah akan terus mengawal sebelas komoditas utama serta stabilisasi harga hulu ke gilir.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo saat menghadiri webinar menuju new normal yang digelar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Unhas bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Jumat, 5 Juni 2020. (Foto: Kementan)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa sektor pertaian harus dikerjakan dengan cara yang maju, baru dan modern di masa new normal (normal baru, Red) akibat pandemi vurus corona baru (COVID-19).

Hal itu disampaikan dalam acara webinar menuju normal baru yang digelar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Unhas bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan), Jumat (5/6).

"Minimal dengan terjadinya Covid 19 ini kita semakin menyadari bahwa pertanian tidak boleh lagi diolah dengan cara yang biasa. Harus ada inovasi dan ide-ide kreatif dalam mengelola pertanian," ujar Syahrul.

Menurut Syahrul dengan pengelolaan yang baru, sektor pertanian mampu menjawab tantangan masa depan soal ketersediaan pangan. Bahkan, melalui ide kreatif, sektor pertanian berpotensi mencapai swasembada serta memenuhi kebutihan ekspor.

"Di masa new normal yang memiliki prospek untuk menghidupi masyarakat ada di sektor pertanian. Jika, pangan tersedia, maka masyarakat bisa hidup," kata Syahrul.

Untuk merealisasikan kemajuan pertanian, kata Syahrul, pemerintah akan terus mengawal sebelas komoditas utama serta stabilisasi harga hulu ke gilir. Langkah ini penting dilakukan mengingat kebutuhan pangan adalah komdoitas utama yang menjadi konsumsi masyarakat Indonesia.

"Kesebelas bahan pokok tersebut adalah beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam, gula, dan minyak goreng," katanya.

Sebagai informasi, perkiraan ketersediaan beras saat ini kurang lebih mencapai 21 juta ton dengan prediksi kebutuhan 12 juta ton. Perkiraan  hingga September 2020, stok beras mencapai 8,5 juta ton.

Untuk menjaga ketersediaan ini, pemerintah sudah mengeluarkan tiga program. Pertama adalah mengembangkan rawa di Kalimantan Tengah, kemudian diversifikasi pangan lokal, serta cadangan beras pemerintah dan lumbung pangan masyarakat (LPM).

"Melalui tiga program ini diharapkan mampu menjadi upaya dalam membantu pangan utama kita tetap tersedia meski di tengah krisis apapun," pungkas Syahrul.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian New Normal Syahrul Yasin Limpo Sektor Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :