Rabu, 24/04/2024 04:18 WIB

Antisipasi Krisis Pangan, Kabupaten Gowa Genjot Tanam Singkong

Ketahanan pangan menjadi kunci untuk menghadapi pandemi COVID-19 dan krisis pangan.

Tanaman singkong (Foto: Ist)

Gowa, Jurnas.com - Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa menggenjot penanaman singkong menyusul instruksi Surat Edaran tentang antisipasi terjadinya krisis pangan yang dikeluarkan Menteri Pertanian.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Gowa, Sugeng Priyanto menyampaikan, potensi krisis pangan akibat kemarau panjang harus disikapi dengan melaksanakan semua instruksi Menteri pertanian yang ada dalam surat edaran.

"Sejak awal kami sudah menyiapkan beberapa program dalam rangka menjaga ketahanan pangan, diantaranya adalah penanaman singkong seluas 500 hektare sebagai penopang pangan alternatif," tutur Sugeng.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Nurlyah Djamir, saat melakukan monitoring pada lokasi pertanaman singkong di Desa Belapunranga, Kecematan Parangloe, Kabupaten Gowa menuturkan petani memiliki harapan besar dapat menambah penghasilan melalui budidaya tanaman singkong.

"Melihat kondisi tanaman yang tumbuh subur, kami optimistis produksi tanaman singkong bisa sesuai dengan harapan petani. Ini tentu sangat menggembirakan, apalagi di tengah COVID-19 dan ancaman kekeringan. Singkong sangat bisa diharapkan sebagai salah satu bahan pangan alternatif," tutur Nurlyah.

Salah satu pemilik lahan yang juga sebagai Petani, Azis Dg Nyikko merasa bersyukur dengan kondisi tanaman yang tumbuh dengan subur. Ia berharap pemerintah memberikan perhatian agar harga komoditasnya tersebut terjual dengan harga yang bagus.

"Selama ini kami terus bekerja meskipun ada anjuran tetap di rumah karena Covid-19. Karena di dunia pertanian, jika ingin hasil yang bagus, maka tanaman harus diperhatikan. Dan kami semua berharap, kelak saat panen bisa menjual dengan harga yang bagus," ungkap Azis.

Pada beberapa kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta agar insan pertanian harus tetap bekerja meskipun dalam suasana Pandemi COVID-19.

"Kita saat ini sedang berada dalam kondisi COVID-19 yang mengakibatkan hampir semua sektor kehidupan bermasalah, termasuk sektor ekonomi. Tapi ada satu sektor yang memiliki efek yang besar jika bermasalah, yaitu jika kebutuhan pangan 267 juta jiwa tidak terpenuhi," ujar Syahrul.

"Karena itu, saya meminta kepada petani untuk tetap bekerja memproduksi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dan kepada para petugas agar tetap mendampingi petani sehingga bisa diperoleh hasil produksi yang maksimal," sambungnya.

Selain itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSMDP), Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa ketahanan pangan menjadi kunci untuk menghadapi pandemi COVID-19.

Karena itu, lanjut Dedi, dibutuhkan percepatan tanam agar kebutuhan pangan terus terpenuhi, termasuk pasca Covid-19 nanti. Untuk itu dibutuhkan penyuluh yang berkualitas agar proses ini tetap berjalan.

"Dalam masa seperti ini, pertanian tidak boleh berhenti. Pertanian tidak boleh bermasalah. Petani dan penyuluh harus terus turun ke lapangan. Namun tetap mematuhi protokol pencegahan COVID-19. Sektor pertanian berkewajiban menyediakan bahan pangan," tutur Dedi.

KEYWORD :

Krisis Pangan Pangan Lokal Tanam Singkon Dedi Nursyamsi Kabupaten Gowa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :