Sabtu, 27/04/2024 01:18 WIB

Kemandirian Pangan Topan Ekonomi Masyarakat di Tengah Covid-19

Kemandirian pangan dibutuhkan masyarakat sebagai antisipasi jika terjadi kelangkaan dalam pemenuhan bahan pangan untuk keluarga.

Lumbung pangan pertanian Baznaa

Jakarta, Jurnas.com - Program pertanian keluarga yang diinisiasi oleh Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) beberapa waktu lalu sebagai bagian dari aksi Tanggap Covid-19, kini telah memasuki masa panen. Salah satunya adalah kelompok mustahik binaan dari Baznas Microfinance Desa Sukaindah, Bekasi.

Tergabung dalam kelompok Family Farming 01, sebanyak lima mustahik mampu memanen sebanyak 50 ikat sayuran kangkung hasil dari pengembangan kebun yang dikelola secara bersama-sama.

Pada awal pengembangan, Program Pertanian Keluarga yang diberi nama Lumbung Siaga Pangan Covid-19 ini menanam setidaknya 1.000 bibit yang terdiri dari tanaman pekarangan seperti cabai, bayam, kangkung, kenikir, dan tomat. Tanaman yang dipilih merupakan tanaman yang mudah dalam perawatan dan memiliki masa panen yang relatif lebih singkat.

Tidak hanya memberi penguatan akan penyediaan tanaman sayuran bagi keluarga, hasil panen ini juga mendatangkan tambahan penghasilan baru. Satu ikat kangkung dapat dijual dengan harga Rp2.000 sehingga ada tambahan penghasilan sebesar Rp94.000 yang setara dengan konstribusi pendapatan rumah tangga mustahik sebesar 12,5 persen.

“Sebuah hal yang positif inisiasi Baznas dalam mendorong masyarakat khususntya mustahik untuk melakukan pertanian keluarga berjalan dengan baik hingga mereka dapat merasakan hasil panen usahanya. Selain membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga, program ini juga dapat memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga,” kata Kepala Program Baznas Microfinance, Noor Aziz, Kamis (4/6).

Dalam kondisi pandemi Covid-19, lanjut Noor Aziz, kemandirian pangan dibutuhkan masyarakat sebagai antisipasi jika terjadi kelangkaan dalam pemenuhan bahan pangan untuk keluarga. Melalui program ini, Baznas berupaya mendorong masyarakat untuk mengembangkan tanaman pangan di pekarangan rumah mereka, dan tidak bergantung pada bantuan pemerintah.

“Pada akhirnya semua akan bermuara pada bagaimana orang bisa tetap produktif dalam kondisi yang serba sulit saat ini. Selain itu, dengan semakin banyaknya ruang-ruang terbuka yang berisi tanaman produktif, diyakini juga dapat memberikan dampak psikologis bagi masyarakat untuk menumbuhkan harapan,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Pendistibusian dan Pendayagunaan Baznas, Irfan Syauqi Beik menambahkan Baznas terus menggerakkan lembaga program untuk mendorong mustahik mengembangkan Ketahanan Pangan di masing-masing wilayah pendampingan di berbagai daerah di Indonesia, melalui pemanfaatan pekarangan.

“Semoga selain memberikan pasokan sayuran untuk keluarga dan menambah penghasilan rumah tangga, juga dapat memotivasi warga untuk semakin giat memanfaatkan pekarangan menuju ketahanan pangan keluarga di masa krisis Covid-19,” pungkas Irfan.

KEYWORD :

Pertanian Baznas Wabah Covid-19 Ketahanan Pangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :