Rabu, 24/04/2024 13:27 WIB

Rencana Masjid Dibuka di Mesir: Anak-anak Dilarang dan Toilet Ditutup

Setiap keputusan untuk membuka masjid harus dipelajari dengan hati-hati sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Umat Muslim tampak menjaga jarak sosial saat melakukan salat di Masjid Al-Azhar di ibukota Mesir, Kairo. (Foto: AFP)

Kairo, Jurnas.com - Tidak boleh ada anak-anak, mengenakan masker dan menutup toilet adalah beberapa aturan yang harus diikuti masjid-masjid Mesir selama pandemi virus corona baru yang dikenal COVID-19.

Sejumlah anggota dari Komite Urusan Agama dan Wakaf mendukung rencana Kementerian Awqaf untuk membuka masjid dengan syarat, Kementerian Kesehatan membenarkan bahwa virus itu tidak lagi menimbulkan ancaman.

"Dengan membuka semua masjid, kami berkontribusi pada berkurangnya kepadatan di masjid-masjid, karena jika kami membuka hanya beberapa masjid di negara ini, itu akan meningkatkan jemaah membludak," kata sekretaris komite Omar Hamroush pada Rabu (3/6).

"Lebih baik mengoperasikan semua masjid sambil mengambil tindakan pencegahan dan tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah penyebaran virus," tambahnya.

Jika Departemen Kesehatan memberikan lampu hijau maka masjid, yang ditutup pada bulan Maret setelah wabah, akan menerima jamaah tetapi  harus mengikuti peraturan yang diumumkan Menteri Agama Endowmen Mohamed Mesir, Mokhtar Gomaa.

"Aturan itu termasuk, jemaah harus mengenakan masker pelindung setiap saat, menjaga jarak yang aman antara barisan antara jemaah dan setiap harus membawa sajadah sendiri," jelasnya.

"Toilet dan tempat wudhu akan ditutup dan akan ada batasan jumlah waktu yang dihabiskan di masjid. Anak-anak tidak akan diizinkan masuk," sambungnya.

Rencana Kementerian Awqaf juga mencakup sistem untuk mengatur jemaah. Harus ada minimum 1,5 meter antara setiap orang dan jarak yang sama antara setiap baris orang.

Wakil Sekretaris Komite, Shoukry El-Gendy, mendukung rencana kementerian untuk membuka kembali masjid dan tempat ibadah yang lebih kecil (zawiyah) dan langkah-langkah pencegahan yang diusulkan. "Kami mengandalkan kerja sama para jamaah dan pengunjung masjid," katanya.

Ia menambahkan bahwa kekhawatiran orang-orang tentang berkerumun akan berkurang karena mereka bisa pergi ke masjid secara bergiliran daripada semua orang yang menuju ke sana pada waktu yang sama.

Keputusan untuk membuka masjid belum disahkan pemerintah Mesir karena diskusi terbatas pada kementerian dan parlemen. Beberapa takut bahwa pembukaan masjid terlalu cepat dapat berkontribusi pada penyebaran virus.

Abdel-Samie Ahmed, yang bekerja di rumah sakit karantina, mengatakan kepada Arab News, setiap keputusan untuk membuka masjid harus dipelajari dengan hati-hati sesuai dengan instruksi yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ahmed mengatakan bahwa jika masjid terbuka, maka zawiyah harus dikeluarkan dari keputusan, terutama karena ruangnya yang terbatas dan kurangnya ventilasi yang tepat. (Arab News)

KEYWORD :

Mesir Pandemi COVID-19 Masjid Beroperasi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :