Rabu, 24/04/2024 16:12 WIB

Penyuluh Manggarai Timur Dorong Petani Optimalkan Pekarangan Rumah

Masyarakat harus memanfaatkan setiap jengkal tanah kosong untuk ditanami berbagai komoditas pangan, seperti umbi-umbian, sayuran, dan buah-buahan.

Pertanian yang memanfaatkan pekarang rumah. (Foto: Ilustrasi)

Jakarta, Jurnas.com - Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada masalah kesehatan, tetapi juga berdampak ke masalah sosial dan ekonomi yang besar. Pelambatan pertumbuhan ekonomi menurut skenario paling berat yang diperkirakan pemerintah akan menyebabkan paling tidak 5,23 juta orang menjadi pengangguran akibat PHK. Dan ini akan berimbas pada kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya terutama pangan.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan salah satu langkah strategis yang dilakukan jajarannya adalah mengoptimalkan pekarangan pangan untuk menjaga ketahanan pangan.

Syahrul menekankan menekankan agar masyarakat memanfaatkan setiap jengkal tanah kosong untuk ditanami berbagai komoditas pangan, seperti umbi-umbian, sayuran, dan buah-buahan.

"Ini momentum kita memproduksi pangan dari pekarangan sendiri, artinya akan membentuk kemandirian pangan bagi tiap-tiap rumah tangga, sehingga kebutuhan pangan dapat terpenuhi dari pekarangan. Pekarangan harus dioptimalkan sebagai lumbung pangan hidup untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga," ungkap Syahrul.

Kementan telah mengembangkan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) tersebar di seluruh Indonesia. Tahun 2020 ini P2L berada di 3.876 lokasi di seluruh Indonesia. Sejak tahun 2010, kegiatan pekarangan pangan lestari ini telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Senada dengan arahan Mentan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan dalam kondisi seperti sekarang ini, pemanfaatan lahan pekarangan benar-benar dirasakan manfaatnya.

Menurutnya ketahanan pangan bukan saja tentang kecukupan bahan pangan, namun juga menyangkut kemampuan memproduksi sendiri bahan pangan dengan memanfaatkan sumber daya lokal," ujar Dedi.

"Kalau pekarangan kita optimalkan, ketahanan pangan di Indonesia akan berkelanjutan. Kegiatan ini memicu masyarakat mandiri dan berpendapatan sehingga secara lestari bisa menanam kembali serta bisa menjadi sumber pendapatan ekonomi mereka, itu yang penting,” pungkas Dedi.

Salah satu kelompok P2L yang merasakan manfaat pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan ini adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Ingin Maju, Desa Satar Nawang, Kec Sambi Rampas Kabupaten Manggarai Timur.

Ketua KWT Ingin Maju, Yovita Timur menuturkan sangat merasakan manfaat dari kegiatan ini, terutama di masa pandemi Covid-19. Dengan tetap mematuhi SOP Covid-19, mereka tetap giat beraktivitas untuk bertanam aneka sayuran dan rimpang di pekarangan masing masing karena sudah merasakan manfaatnya untuk menghemat pengeluaran kebutuhan pangan setiap hari.

"Kami menanam aneka sayur dan rimpang diantaranya jahe, kunyit, Terong, sawi, cabai rawit, bayam, pitcai dll yang pengelolaannya mudah dan cepat panen sehingga bisa langsung dimanfaatkan," ujar ketua KWT Ingin Maju, Yovita Timur. 

"Menanam rimpang di pekarangan bisa menjadi apotik hidup bagi kami, dan hasil panen yang dipetik selain mencukupi kebutuhan anggota keluarga, juga diberikan kepada keluarga yang bukan anggota kelompok. Ada juga yang dijual, bisa menambah pendapatan keluarga," tambahnya.

Koordinator BPP Sambi Rampas, Yohanes Sius Sangkam mengatakan meskipun anggota KWT tetap berada di rumah, mereka masih bisa produktif dan justru dapat membantu perekonomian di sekitarnya.

"Untuk menanam sayur, tidak perlu lahan yang luas. Bagi kaum ibu yang memiliki pekarangan sempit, juga bisa memanfaatkan lahan itu untuk bercocok tanam dengan menggunakan media tanam hidroponik," tuturnya.

Kemudian Yohanesmengungkapkan pemanfaatan pekarangan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam rangka pemenuhan gizi keluarga sehingga mencegah terjadinya anak stunting, dan juga sebagai apotik hidup.

"Stunting dapat terjadi akibat makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat tergolong tidak sehat. masyarakat harus bisa menerapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi bahan pangan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh," tuturnya.

Lebih lanjut Yohanes mengatakan pemanfaatan lahan pekarangan secara optimal akan meringankan kebutuhan masyarakat itu sendiri. `Apalagi di tengah wabah Covid-19 seperti sekarang. Tentunya hal ini sangat bermanfaat, terlebih dalam kondisi seperti sekarang ini," ujarnya.

KEYWORD :

Penyuluh Pertanian Manggarai Timur Pekarangan Rumah Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :