Kamis, 25/04/2024 23:39 WIB

Pandemi Covid-19, Momentum Lebaran Iedul Fitri yang Takkan Terlupakan

Perayaan Lebaran Iedul Fitri 1441 Hijriah ini sangat berbeda dengan perayaan lebaran tahun sebelum-sebelumnya. 

Sarasehan Online Lembaga Suluh Kerta Nusantara

Jakarta, Jurnas.com - Pandemi Corona (Covid-19) telah menembus batas-batas politik, ekonomi, sosial, budaya dan agama. Semua lapisan masyarakat dari berbagai kelas sosial tidak terlepas dari risiko penularan.

Dengan penyebaran virus yang dianggap bisa terjadi melalui kontak fisik, kebiasaan-kebiasaan sosial yang umum dan nyaman pun terpaksa dan atau dipaksa untuk merubahnya untuk kemudian berupaya beradaptasi dengan situasi normal baru. Seperti di tempat kerja, sekolah, hingga tempat-tempat ibadah.

Hal itu perlu dilakukan guna menghindari atau mencegah merebaknya virus Covid-19 yang lebih luas. 

Pada Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah ini, situasi perayaan lebaran pun sangat terasa berbeda dibandingkan situasi pada perayaan Lebaran di tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, Kebijakan physical-distancing dan PSBB dari Pemerintah sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 juga membawa kita pada banyak pengalaman baru yang mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. 

Seperti pengalaman para perantau yang datang ke Jakarta dan kota-kota besar lainnya, entah untuk bekerja atau belajar, yang karena keadaan, kini mereka terpaksa membatalkan mimpinya untuk mudik dan bertemu dengan orang tua serta kerabat di kampung halamannya. 

Lagi-lagi, mereka harus tetap patuh pada kebijakan pemerintah untuk menjaga jarak sosial dan tetap berada di rumah, menjalani Ramadhan yang sepi tanpa semaraknya suasana tarawih di masjid di waktu malam, tanpa teriakan bersemangat serombongan anak-anak di waktu sahur, dan tanpa pawai obor yang diiringi bunyi-bunyian bedug dalam takbir keliling di malam jelang Lebaran

“Pertama-tama, memaknai momen istimewa Hari Raya Idul Fitri ini, kita harus berani untuk memaafkan,” kata Direktur Eksekutif Suluh Kerta Negara (SKN), Yusuf Hamangku Rahayu melalui keterangan tertulis yang diterima Jurnas.com, Minggu (24/05/2020).

Yusuf Hamangku menjelaskan, dengan berani memaafkan adalah bukan saja untuk saling memaafkan satu sama lain, tetapi juga berani memaafkan situasi dan keadaan yang tidak mengenakkan seperti saat ini.

“Karena hanya dengan berani memaafkan, maka kemudian kita akan bisa menerima keadaan, hati yang cemas berubah menjadi hati yang mampu bersyukur, dan selanjutnya bisa merespon segala sesuatunya dengan lebih jernih,” katanya.

Selain untuk benar-benar berani dengan tulus ikhlas saling memaafkan, kata Yusuf Hamangku, momentum istimewa hari Lebaran ini juga bisa dimaknai dengan melakukan refleksi bersama, untuk saling peduli dan saling menguatkan satu sama lain di tengah pandemi Covid-19 ini.

“Sambil mengucapkan Minal Aidin Walfaizin, Mohon Ma’af Lahir dan Batin, perkenankan saya mengajak kita semua untuk semakin bersemangat menyebarkan kasih sayang dan rasa persaudaraan kepada sesama manusia. Semoga Allah SWT, selalu memberikan pertolonganNya kepada kita semua," kata Yusuf Hamangku.

Yusuf Hamengku yakin, pengalaman merayakan Lebaran di tengah pandemi Covid-19 dengan segala pembatasan dan keterbatasannya ini nantinya akan menjadi pengalaman Lebaran yang tak akan terlupakan.

Silaturahmi: Setelah Kuliah Tanpa `Ngampus` dan Lebaran Tanpa Mudik

Memaknai moment Ramadhan dan Lebaran sebagai saat yang tepat untuk berefleksi bersama, untuk saling peduli dan saling menguatkan, Suluh Kerta Nusantara (SKN) mengambil inisiatif untuk bersama-sama merawat dan mengelola optimisme dengan menggelar Sarasehan Online dengan tema `Silaturahmi dan Sharing Optimisme - Setelah kuliah tanpa ngampus dan lebaran tanpa mudik` pada 22 Mei lalu dengan mengundang mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Angkatan 35, Universitas Mercu Buana, yang oleh karena kebijakan physical-distancing dan PSBB juga harus melakukan kegiatan perkuliahan jarak-jauh semester ini. 

“Program Sarasehan Online merupakan program reguler Suluh Kerta Nusantara untuk tujuan komunikasi kemasyarakatan dan edukasi publik”, Kata Kepala Biro Umum SKN, Imtinan Dindah Taqqiyah Siregar,

Selain menggelar kegiatan bersama komunitas akademis di kampus-kampus, Sarasehan Online juga terbuka untuk berbagai komunitas lain seperti komunitas UMKM, komunitas petani, Komunitas penggiat literasi, dan sebagainya. 

Sebagai narasumber utama dalam acara tersebut yakni Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Univesitas Mercu Buana, Dr. Ahmad Mulyana, M.Si dan Dosen Mikom Dr. Suraya, M.Si, dengan moderator Usman La Ungka, perwakilan dari SKN yang juga tengah menempuh pendidikan magister di sana.  

Untuk diketahui, Sarasehan Online merupakan program komunikasi kemasyarakatan dan edukasi publik SKN yang diinisiasi oleh divisi Media, Konten dan Komunikasi Strategis bersama Biro Umum Lembaga Suluh Kerta Nusantara. 

Sarasehan hadir secara offline dan online dengan suasana yang santai dan egaliter, namun tetap dengan konten yang bernas.

KEYWORD :

Lebaran Covid-19 Sosial Distancing




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :