Jum'at, 26/04/2024 04:35 WIB

Pengamat Sebut Target PISA Pemerintah Masih Rendah

Indra Charismiadji menilai target pemerintah terhadap Programme for International Students Assessment (PISA) hingga 2030 mendatang masih tergolong rendah.

Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Praktisi pendidikan Indra Charismiadji menilai target pemerintah terhadap Programme for International Students Assessment (PISA) hingga 2030 mendatang masih tergolong rendah.

Indra mengatakan, target yang merupakan implementasi program pembangunan SDM Unggul tersebut belum bisa dikatakan unggul, karena targetnya masih berada di bawah rerata negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2018.

"Itupun dengan asumsi tidak ada perbaikan atau peningkatan mutu pendidikan di negara-negara tersebut. Target yang dicanangkan pemerintah sangat disayangkan jauh dari arti unggul," kata Direktur Eksekutif Center for Education Regulations and Development Analysis (CERDAS) itu kepada Jurnas.com pada Kamis (7/5).

Menurut Indra, pemerintah harus menetapkan target di atas rata-rata negara OECD, dengan asumsi semua negara di saat bersamaan juga melakukan program peningkatan mutu pendidikan.

Penetapan target di atas rerata ini penting, mengingat kemampuan membaca peserta didik Indonesia masih jauh dibandingkan dengan negara tetangga Vietnam, dan rata-rata negara-negara OECD.

Indra merinci, 55,4 persen anak Indonesia memiliki kemampuan membaca di level 1, yang merupakan level terendah. Sedangkan Vietnam hanya memiliki 13,9 persen saja peserta didik di level 1, dan rerata OECD di angka 20,1 persen.

"Vietnam dan negara-negara OECD lain menempatkan porsi terbesar pada kemampuan membaca di level 3, Vietnam 35,2 persen dan negara-negara OECD di 27,9 persen. Ini yang membuat lemahnya kemampuan siswa Indonesia untuk belajar," ungkap dia.

"Jika tidak mampu membaca, dalam kajian Bank Dunia dibahasakan functionally illiterate alias bisa membaca tetapi tidak paham makna dari apa yang dibaca, maka SDM Indonesia tidak mampu untuk belajar apapun. Tidak mampu belajar artinya bukanlah SDM yang unggul," sambung dia.

Selain mengkritisi rendahnya target pemerintah, Indra juga menyoroti soal upaya pemerintah melakukan pembenahan di tingkat pendidikan dasar yang selama ini belum menjadi prioritas, baik dari sisi kemampuan pendidik, sarana-prasarana, program, maupun anggaran.

"Rekomendasi ini telah diberikan oleh berbagai macam institusi baik dalam maupun luar negeri seperti Bank Dunia dan OECD sendiri tetapi sayangnya pemerintah masih tidak mau menjalankan rekomendasi tersebut," kata Indra.

"Dengan demikian SDM Unggul hanyalah menjadi retorika semata," tandas Direktur Pendidikan VOX Populi Institute Indonesia tersebut.

Diketahui, pemerintah mengimplementasikan program SDM Unggul dalam target capaian PISA pada bidang literasi dengan skor 396 pada 2020-2025, 423 pada 2025-2030, dan 451 tahun 2030-2035.

Adapun bidang numerasi dengan skor 388 pada 2020-2025, 397 pada 2025-2030. Dan, bidang sains dengan skor 402 pada 2020-2025, 408 pada 2025-2030, dan 414 pada 2030-2035.

KEYWORD :

Indra Charismiadji Skor PISA SDM Unggul




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :