Rabu, 08/05/2024 20:05 WIB

Hizbullah Dilabeli Teroris, Iran: Jerman Berhutang Sejarah ke Zionis

Abbas Mousavi menyebut sikap itu semata-mata bentuk hutang sejarah Jerman terhadap Israel, merujuk pada tragedi Holokaus selama periode Perang Dunia I

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Seyyed Abbas Mousavi (Foto: Presstv)

Teheran, Jurnas.com - Iran mencibir sikap Jerman pekan lalu, melabeli kelompok militer asal Lebanon, Hizbullah yang didukung oleh Teheran sebagai organisasi teroris.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Mousavi menyebut sikap itu semata-mata bentuk hutang sejarah Jerman terhadap Israel, merujuk pada tragedi Holokaus selama periode Perang Dunia I, masa Nazi Jerman melenyapkan kelompok Yahudi.

"Kami merasa bahwa Jerman menganggap diri mereka punya hutang sejarah dengan Zionis dan bertindak dalam kerangka ini," kata Mousavi dikutip dari Al-Arabiya pada Senin (4/5).

"Jerman tidak menyadari bagaimana umat Islam di berbagai belahan dunia akan bereaksi terhadap keputusannya untuk menyebut Hizbullah sebagai kelompok teror," tambah dia.

Pekan lalu, Jerman melabeli Hizbullah dengan "organisasi teroris Syiah", ketika di saat bersamaan puluhan polisi dan pasukan khusus di Jerman menyerbu masjid dan kelompok yang berasosiasi dengan Hizbullah.

Sementara mengkritik mengenai penyerbuan di masjid-masjid Jerman, Mousavi menegaskan, "Tidak tepat untuk menyerang semua Muslim dengan dalih bahwa mereka merasa sekelompok mereka melakukan sesuatu yang ilegal, yang kita tidak melihat seperti itu."

Mousavi menyebut Hizbullah sebagai bagian dari pemerintah dan parlemen Libanon. Karenanya, keputusan Jerman menunjuk Hizbullah sebagai kelompok teror adalah "ilegal."

Hizbullah didirikan pada 1982 selama perang sipil Lebanon, dan berperang pada 2006 lalu dengan Israel. Kelompok tersebut adalah salah satu organisasi proxy paling kuat Iran di seluruh wilayah, dan telah membantu mendukung sekutu Iran, Presiden Suriah Bashar al-Assad, dalam perang di Suriah.

KEYWORD :

Jerman Hizbullah Organisasi Teroris Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :