Sabtu, 27/04/2024 02:27 WIB

Skenario Bila Korut Kehilangan Kim Jong-un

Rumor yang berhembus mengatakan bahwa ia menjalani operasi kardiovaskular hingga akhirnya meninggal dunia, meski rumor tersebut belum sepenuhnya terbukti.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong un (Foto: Getty Images/AFP)

Seoul, Jurnas.com - Sudah dua minggu Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un tidak tampak di muka publik. Rumor yang berhembus mengatakan bahwa ia menjalani operasi kardiovaskular hingga akhirnya meninggal dunia, meski rumor tersebut belum sepenuhnya terbukti.

Dikutip dari AFP pada Senin (27/4), terdapat sejumlah skenario bila Kim memang benar-benar meninggal dunia. Pertama tentu saja suksesor, sosok yang akan menduduki kursi nomor satu Korut pasca Kim.

Selama ini diketahui bahwa Korut merupakan negara yang sangat tertutup. Bahkan ketika ayah Kim Jong-un, Kim Jong-il meninggal pada 2011 silam, publik baru mengetahuinya dua hari kemudian.

Dan kala itu, pengumuman meninggalnya Kim Jong-il disampaikan oleh pembaca veteran Korut, Ri Chun Hee, yang tampil dengan pakaian serba hitam di televisi.

Bagaimanapun, jika Kim Jong-un meninggal, Korut diyakini tidak akan goyang oleh gonjang-ganjing kekuasaan. Pasalnya, sejak 1948, negara tersebut dipimpin oleh satu keluarga yang sama.

Apalagi masyarakat selama ini memiliki slogan "Kesatuan Berpikir Tunggal", yang artinya tidak akan ada yang mengharapkan segala macam pemberontakan rakyat usai kematian Kim.

"Para jenderal dan politisi top Korea Utara tidak akan memperjuangkan kekuasaan atau itu akan menjadi perebutan kekuasaan yang terbatas. Mereka akan menerima pemimpin baru yang kemungkinan adalah seseorang dari keluarga Kim," kata Andrei Lankov dari Korea Risk Group.

Bila melihat dari silsilah keluarga, Kim Jong-un memiliki tiga anak. Namun ketiganya diragukan akan menerima estafet kekuasaan, karena usianya masih terlalu muda.

Sedangkan saudaranya, Kim Yo Jong digadang-gadang sebagai pengganti Jong-un. Dia pernah bertindak sebagai utusan negara untuk Olimpiade Musim Dingin Selatan di Korea Selatan, menemani Kim Jong-un dalam urusan diplomatik, dan baru-baru ini mengeluarkan pernyataan politik atas namanya sendiri.

Dia adalah anggota alternatif politbiro Partai Buruh yang berkuasa, dan saat ini yang paling menonjol dari kerabat Kim. Tapi Korea Utara secara sosial merupakan negara yang konservatif, dan tidak pernah memiliki pemimpin perempuan.

Saudara tiri tertua Kim, Kim Jong Nam yang secara garis keturunan bisa menjadi pewaris tahta, telah dibunuh pada tahun 2017, dengan menggunakan racun saraf di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia. Pemerintah Korut diyakini berada di balik serangan tersebut.

Kim juga memiliki saudara lelaki yang lebih tua, Kim Jong Chol, yang dikenal sebagai penggemar Eric Clapton. Namun dia tidak menunjukkan ambisi politik.

Ada juga istri Kim, Ri Sol Ju, yang telah menikmati profil publik yang lebih tinggi dari pendahulunya, dan diberi gelar Ibu Negara pada 2018 lalu.

Saudara tiri Kim Jong-il, Kim Pyong-il, yang selama beberapa dekade memegang jabatan duta besar Korut untuk beberapa negara Eropa timur, juga masuk dalam bursa calon pemimpin.

Dia sempat dipanggil kembali ke Pyongyang tahun lalu dari Republik Ceko, dan belum pernah terdengar lagi sejak itu.

Kim memang tidak secara spesifik menunjuk seorang pengganti. Tetapi Choe Ryong Hae disebut-sebut sebagai orang nomor dua dalam kepemimpinan Kim. Choe sendiri merupakan Presidium Biro Politik dan wakil ketua pertama Dewan Urusan Negara.

Choe dinilai sangat kuat, dan dia berhubungan dengan keluarga Kim melalui pernikahan. Adalah Kim Yo Jong dikabarkan menikah dengan putra Choe.

Terakhir, jika Kim meninggal, maka jasadnya akan diperlakukan sebagaimana jasad ayah dan kakeknya, dengan cara dibalsem di Kumsusan Memorial Palace of the Sun, Pyongyang. Upacara akan digelar 10 hari sejak kematiannya.

KEYWORD :

Korea Utara Kim Jong Un




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :