Jum'at, 26/04/2024 02:18 WIB

WHO: Pasien Sembuh Covid-19 Berpotensi Tertular Kembali

Tidak ada bukti bahwa pasien virus corona yang sudah pulih tidak akan tertular lagi.

Virus corona (Foto: Press TV)

Jakarta, Jurnas.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa tidak ada bukti bahwa pasien virus corona yang sudah pulih tidak akan tertular lagi.

WHO mengeluarkan pernyataan pada Jumat setelah beberapa pemerintah menawarkan bahwa pasien pulih COVID-19 dapat diberikan kebebasan untuk kembali melakukan perjalanan atau "sertifikat bebas risiko" untuk kembali bekerja.

Secara umum, sistem kekebalan menciptakan antibodi dari melawan infeksi, yang menurunkan risiko infeksi ulang, tetapi masih harus dilihat apakah itu berlaku untuk virus corona baru.

"Saat ini tidak ada bukti bahwa orang yang telah pulih dari COVID-19 dan memiliki antibodi dilindungi dari infeksi kedua," kata pernyataan WHO dilansir UPI, Minggu (26/04).

Badan PBB menambahkan bahwa jika orang menerima sertifikat semacam itu, mereka "mungkin mengabaikan saran kesehatan masyarakat," dan "meningkatkan risiko penularan yang berkelanjutan."

Di antara pemerintah yang merekomendasikan langkah-langkah tersebut, Chili mengumumkan rencana untuk mengeluarkan "paspor kekebalan" kepada orang-orang yang telah pulih dari virus sehingga mereka dapat kembali ke kegiatan normal.

Di Amerika Serikat, Dr. Anthony Fauci , direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, menyarankan awal bulan ini bahwa metode mengidentifikasi orang yang telah pulih atau divaksinasi dapat berguna di Amerika Serikat.

Banyak negara telah mulai menguji antibodi di daerah yang paling berisiko, seperti New York, yang menggenjot pengujian awal pekan ini.

Data telah memberikan informasi tentang persentase orang dengan antibodi, tetapi tidak apakah mereka kebal terhadap infeksi sekunder.

WHO mengatakan bahwa pihaknya terus menganalisis bukti tentang tanggapan antibodi terhadap infeksi COVID-19 dan akan diperbarui ketika bukti baru tersedia.

KEYWORD :

Vaksin Virus Corona Lembaga WHO




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :